PART 35

369 18 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Asram mengusap punggung Ika yang masih menangis di pelukannya. Setelah dari rumah bunda tadi, Asram menceritakan semua apa yang terjadi sebenarnya beberapa tahun lalu termasuk alasan Yoga dan Rania bercerai. Ika meneteskan air matanya saat Asram menceritakan kecelakaan yang di alami Yoga dan Rido sampai Rido mengalami koma dan kemudian meninggal.

Ia semakin terisak saat mengingat kembali kejadian beberapa jam lalu, pertengkaran Yuda dan Yoga. Ia juga menyalahkan dirinya yang tak tau apa-apa tentang itu.

"Mas kenapa nggak cerita dari dulu." Asram menunduk melihat wajah Ika yang kini terlihat sembab,  hidung Ika memerah dengan sedikit lendir yang menetes keluar, Asram tidak lansung menjawab. Ia meraih tisu lalu menghapus air mata Ika yang telah membasahi pipinya termasuk juga ingus yang menetes di hidungnya.

"Mas ...." Ika merengek.

"Hmm." Asram menghela nafas.

"Mas kira nggak akan ada kejadian kayak ini. Cerita itu juga sudah lama, Mas nggak mau ungkit lagi. Sudah jadi masalalu." Asram mengusap rambut istrinya, ia juga menyelipkan rambut yang menutupi wajah Ika ke belakang telinga gadis itu.

"Dari kapan Mas tau?" tanya IIka

"Dua hari sebelum kita nikah." Asram diam sejenak. "Ayah menceritakan semuanya, waktu itu abang lagi sama kamu. Jadi abang nggak tau cerita sebenarnya." Asram menerawang.

"Mungkin yang Abang tau cuma separuh, jadi Dia salah paham."

"Terus itu .... Mam-ehm maksudnya perempuan yang bernama Rania, kembali buat apa?"

Asram lagi-lagi menghela nafas, hendak berbicara tapi tertahan oleh ucapan Ika.

"Mas cape yah?" Asram menggeleng dengan cepat.

"Ya kenapa gitu?"

"Nggak gitu Dek, Mas juga nggak tahu. Kenapa wanita itu kembali."

"Ika ada salah ya mas? Abang marah sama Ika,  kenapa Abang bilang Ika bukan Adeknya."

Sudut mata Ika kembali mengeluarkan air mata,  mengingat apa yang di ucapkan Yuda kepadanya.

"Bukan, kamu nggak salah apa-apa. Abang cuma lagi salah paham."

"Ta-"

"Udah yah ... Sekarang kita tidur. Udah malam,  ingat besok masih ada ujian." Ika mengerjabkan matanya, membuat linangan air mata di sudut matanya menetes.

Asram mengapus air mata istirnya,  lalu menuntut Ika menuju kasur. Lalu membaringkan istrinya dengan hati-hati.

"Mas mau kemana?"

"Nggak kemana-mana dek, mas cuma mau ambil air." Asram menunjuk gelas di nakas.

"Ikut ...."

"Nggak perlu sayang ...." Dengan spontan Ika memalingkan wajahnya, mendengar panggilan itu. Wajahnya menghangat, memerah malu.  Sedikit melupakan permasalahan yang terjadi.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang