PART 29

344 18 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Mereka baru saja melaksanakan salat isya, Ika membereskan mukena dan sajadahnya sedangkan Asram duduk di tepi kasur. Menunggu Ika menyelesaikan pekerjaannya.

"Sini Dek," ujar Aiman sembari menepuk tempat disebelahnya. Setelah melihat Ika selesai.

Ika langsung menghampiri Asram. "Ada apa Mas?" tanya sembari duduk disamping suaminya.

Asram mengukir senyum, tangannya terangkat mengusap kepala istrinya.

"Besok ulang tahun, yah?" tanya Asram basa-basi.

Ika tersenyum hambar, 'Masa nanya sih?' decaknya dalam hati.

"Nggak tau," jawabnya sembari memalingkan wajahnya ke lain arah.

Asram melongo. "Loh?! Mas salah nanyak gitu?" tanya Asram.

Pria itu merasakan perubahan dalam raut wajah istrinya.

"Dek?" Asram membingkai wajah istrinya untuk menatap  penuh padanya.

Jantung Ika berdetak begitu kencang, pipinya merona dan lidahnya keluh untuk menjawab suaminya.

"Ng-ngak," jawab Ika sembari mengerai tangan suaminya.

Asram mengulum senyum. "Kenapa pipinya merah gini?" tanya Asram, dengan jahil Ia itu mencolek singkat pucuk hidung Ika.

"Hachim, Kena flu," elak Ika, jujur saat ini ia bingung mau menjawab apa.

Asram tersenyum maklum. "Jadi, mau kado apa dari Mas?"

"Nggak pengen apa-apa," jawab Ika tanpa memandang wajah suaminya.

"Loh, kenapa?"

Asram mengernyitkan alis. "Sebenarnya usia kamu tahun ini berapa, sih? Mas lupa."

"18."

Asram menahan senyum. "Ah masa sih? Tapi kenapa badannya cebol gini? Kamu bukan anak lima tahun, kan?"

"Mas nggak tau? Istri mu ini kan spesies yang langkah gitu, apa yah namanya baby face gitu deh intinya," celetuk Ika sembari menatap kearah suaminya, seolah ia bangga dengan tinggi badannya.

"Baby face apaan, Dek? Baby blues kali?" seloroh Asram.

Pria itu menahan tawa melihat tampang istrinya saat ini.

"Kamu nggak kena stunting, kan?"

"Ih, baby blues kan ibu-ibu yang baru lahiran, emang Aku udah lahiran gitu? Oh jadi gitu pikiran mas?"

Asram tertawa ngakak, Ia memeluk Ika dari samping lalu menyembunyikan wajahnya pada punggung sang istri.

"Kamu marah?"

Ika mengerai tangan suaminya. "Nggak," jawabnya sedikit memekik.

"Ya Allah, Sayang~" rengek Asram sedikit mengguncang tangan Ika.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang