PART 18

676 36 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Hari yang dinanti-nanti telah tiba.

Yuda tak henti-hentinya tersenyum menatap Ika yang baru beberapa menit lalu selesai di make-up. Sisah beberapa hiasan yang kini dipasang di kepalanya.

Ika menoleh pada Yuda lalu memasang senyum lebar, beberapa detik kemudian wajahnya di tutup dengan satu tangannya.

Ika terlihat sangat cantik dengan make-up sederhana tapi tetap anggungly, dengan baju adat warnah hijau.

"Curiga aku, Abang nggak terpesona, kan?"

Regina, wanita yang mendandani Ika tertawa kecil membuat Ika mendongak lalu kembali menatap pada Yuda, gadis itu meringis.

Yuda mengeru𝚌utkan bibir beberapa detik. "Abang masih sehat, yah!"

Ika tersenyum tipis. "Abang tadi dari mana?"

Yuda terseyum sekilas dan menganggukkan kepala saat Regina pamit keluar, lalu atensinya kebali pada Ika.

"Dari bawah, kata Ayah bentar lagi rombongan bakal datang." Yuda menahan senyum, mengangkat alis untuk menggoda Ika. Yang mana terlihat sangat menyebalkan bagi Ika.

Ika mendengus. "Nyebelinnya di tunda dulu, bisa?" celetuk Ika.

"Nggak tau," jawab Yuda, lalu tertawa kecil.

Ika menghela nafas, lalu berdeham. "Bang ... Kok aku jadi gugup, yah?"

"Santai aja kali, kan yang ijab Bang Asram."

"T-tau, tapi kok ...." Ika menempelkan satutangan di dadanya. "Kencang banget, loh." matanya membulat kecil saat merasakan debaran jantungnya semakin menggila.

Ika menegang saat mendengar suara rebana dari luar, itu artinya rombongan sudah tiba. "Bang ...."

"Udah datang, tuh."

"Ya Allah jadi pengen pipis," gerutu Ika, ia menggigit kecil jarinya.

Yuda bergumam menatap Adiknya dengan senyum haru, sudut matanya mengeluarkan setitik cairan bening.

"Loh, Bang?" Ika menatap Yuda yang kini meneteskan air mata.

"Abang terharu," ucap Yuda yang membuat Ika ikut meneteskan air mata. Gadis itu melambai menyuruh Yuda untuk lebih dekat.

Mereka berpelukan cukup lama hingga Yuda tersadar.

"Udah, yah. Mekupnya luntur noh." mendengar itu kontan Ika tertawa dengan air mata yang masih meluruh.

"Make up bang, hahah ...." Gadis itu memejamkan mata saat Yuda mengusapkan tisu ke wajahnya yang terkena air mata.

"Ya Abang mana tau, dehh untung bedaknya dempul lima senti jadi nggak luntur, nihh." Yuda memperlihatkan tisu yang sedikit basah. "Nggak bekas, kan?" Ika mengangguk lalu tersenyum dan kembali memeluk Yuda.

"Dek! Siap-siap yah." Sura masuk ke kamar, wanita itu mengerjab heran melihat kedua anaknya salibg berpelukan. Wanita itu tersenyum, saat Yuda menatapnya.

Yuda mengangguk atas apa yang diucapkan Sura tadi.
_

"Bagaimana para saksi, sah!?" terdengar suara penghulu dari bawah.

"Sah!"

"SAH!" pekik Yuda yang dihadiai cubitan manis oleh Ika.

"Berisik! Ika nggak fokus." Ika mencebik lalu kembali fokus pada layar ponselnya.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang