PART 8

491 37 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Sudah dua hari berlalu dari kejadian Yuda dikejar ODGJ. Malam ini, mereka berkumpul di ruang tengah atau ruang keluarga. Dengan tv menyala menanyangkan sinetron FTV, lebih tepatnya ibu Negara yang nonton. Selebihnya punya kegiatan masing-masing.

Yuda main ponsel di sebelah Sura. Sedangkan Ika fokus mengacak-acak rambut Yoga. Gadis itu duduk diatas sandaran sofa dengan Yoga yang duduk di hadapannya, sang ayah hanya pasrah saat Ia mulai mengkreasikan rambutnya.

Ika mengeluarkan karet dari pergelangan tangannya lalu mengikat rambut Yoga. Setelah selesai, Ika menyingkap rambut yang menutupi dahi ayahnya, persis seperti yang sering dilakukan Sura pada Yuda.

Eh, ngomong-ngomong tentang Yuda, Ika bergeming saat mengingat sesuatu. Lebih tepatnya kejadian dua hari lalu. Yoga sama sekali belum tahu dengan hal itu.

"Pptkh." Ika membungkam mulutnya saat tawanya hampir keluar.

Yoga mendongak membuat rambutnya yang terikat bergoyang, tuin-tuin. Ngerti nggak sih?

"Kenapa?" tanya Yoga dibalas gelengan oleh Ika.

Gadis itu menoleh pada Yuda yang ternyata menatapnya. Ika melambai, say haii!

"Jatuh, nangis Lo," gerutu Yuda membuat Ika terkikik.

Sura menoleh sekilas, seketiks membulatkan matanya. "Ya Allah ... Turun Dek! Nanti jatuh, Mas kenapa dibiarin, Sih?!"

Yoga hanya menepuk pelan betis Ika menyuruh untuk pindah ke sebelahnya.

"Nggak, Ika nyaman duduknya," bantah Ika.

"Udah, terserah."

Ika mengusap-usap puncak kepala Yoga dan sesekali memijit pelan membuat Yoga merasa nyaman.

"Ayah tau? masa kemarin Abang ...." Ika melirik Yuda yang kini mendelik tajam.

Yoga bergumam. "Hmm?"

"Bang Yuda dikejar sama orgil, hahah ...," ungkap Ika diakhiri dengan tawa kecil.

Yoga menoleh pada Yuda yang kini berbaring dengan bantalan paha Sura. "Kok bisa, Bang?"

"Nggak denger! Yuda tutup mata ...," balas Yuda.

Yoga menoel kaki Ika lalu mendongak dan tetawa kecil saat keduanya bertatapan. "Iya, soalnya orangnya kepoan akut." Ika berceletuk semakin membuat Yuda kesal.

"Heran juga Ayah, sama Abangmu itu."

"Aiss, Bundaa! Ayah sama Adek!" rengek Yuda,  pemuda itu misu-misu.

"Awas Lo!" Yuda menatap nyalang pada Ika, mendapat lemparan bantak sofa dari Yoga.

"Bahasanya dijaga! Kalau di rumah jangan pake bahasa itu," tegur Yoga, Yuda hanya mengangguk. Hatinya masih dirundung kekesalan.

Ika tertawa ngakak,  gadis itu mendongak menikmati tawanya saat melihat Yuda. Ia kembali teringat kejadian itu.

Ika melepas tangannya yang melingkar di leher ayahnya untuk memegang perutnya yang mulai keram. Yoga tersentak kecil membuat Ika terkejut hingga kehilangan keseimbangan.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang