PART 10

477 31 0
                                    

Happy Reading
.
.

...

Jumat kali ini, sekolah mengadakan kerja bakti. Seluruh siswa maupun siswi diwajibkan memakai baju olah raga.
_

"Haduh, cape banget sumpah!" Isryad duduk lesehan di teras kelas. Menatap Iwan, Nur dan Ika yang masih membersihkan taman kelas.

"Elleh, cuma buang sampah aja sok cape," sindir Nur.

Ia ikut menepi saat sampah yang sudah dikumpulkan di masukkan ke tempat sampah oleh Ika. Setelah selesai, semuanya masuk ke kelas.

Nur duduk di meja mengipasi wajahnya. "Ka ke kanting yok."

"Nggak deh Nur, aku bawa bekal." Ika memperlihatkan kotak bekal yang dibawa.

"Ohh, nggak nitip gitu."

"Nggak, ohh iya nitip air, hehehe." Nur memutar bola matanya malas, lalu meraih uang yang diberikan Ika.

"Yaudah gue ke kanting yah, baik-baik di kelas." Nur keluar dari kelas dan tersisa Ika, semuanya telah pergi ke kanting.

Di sudut lain sekolah, lebih tepatnya di ruang guru Asram sibuk memeriksa tugas-tugas siswa. Ia terlihat serius membuka lempar perlembar kertas HVS hasil ulangan kelas 12 Ipa, berhubung di kelas 12 Ips belum ulangan karena materinya sedikit lambat.

"Pak Asram?"

"hmm, iya Bu Dea?" Asram mengangkat pandangannya sekilas melihat ke wajah Ibu Dea.

"Nanti malam sibuk nggak, pak?"

"Iya, ada apa yah?"

"Oohh, gitu yah," balas ibu Dea dengan kecewa.

"Kalau gitu, saya pamit ya pak." ibu Dea pergi, tertinggal Asram dengan penuh tanda tanya. Tapi ia tidak terlalu mempermasalahkan itu. Asram lanjut memeriksa kertas yang ada ditangannya.

***

"Ehh, Ika lo liat si Nur, nggak?" Tazran menghampiri Ika yang duduk di kursi depan kelas bersama Iwan.

Ika dan Iwan menengok ke belakang. "Nggak." Sahut Iwan.

Tazran mengerutkan dahinya, lalu tersenyum mengejek. "Gue tanya Ika kali, kok Lo yang nyahut."

"Sama aja kali, apa bedanga Gue yang jawab atau Ika. Kan jawabannya sama." sewot Iwan.

"Ihh, kok pake otot bicaranya." ucap Tazran lagi.

"Siapa yang pake otot? Perasaan pake mulut, dah." Iwan menatap semakin kesal ke Tazran yang berdiri di pintu kelas. Ika? Jangan tanya lagi ia hanya menatap keduanya dengan bingun.

Ika terkikik mengundang atensi mereka.

"Lo kenapa? Ustad Farhan lagi?" Tazran mengangkat dagunya, sedangkan Iwan menatap Ika dengan malas.

"Bukan."

"Ya terus?" tanya Tazran dan Iwan Kompak, Ika mengerutkan keningnya.

"Mau tau banget yah?" mereka menganguk.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang