PART 26

471 23 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Di sebuah taman pinggiran kota terdapat dua sejoli yang sepertinya sedang bercengkerama dengan serius, seorang remaja laki-laki duduk di kursi dengan melipat tangannya didepan dada. Sedangkan seorang gadis berdiri tidak jauh dari posisinya. Ia seperti terlihat mengkhawatirkan sesuatu.

"Gue nggak mau nerima perjodohan ini." gadis itu berbalik,  untuk melihat tanggapan laki-laki yang duduk di kursi taman. Laki-laki itu hanya menatapnya dengan malas.

Tak ada habis-habisnya gadis itu mengatakan bahwa ia akan menolak perjodohan, pikirnya.

Laki-laki itu memalingkan wajahnya menatap susunan batu bata sebagai pot bunga yang terletak tak jauh dari kursi yang di duduki.

"Gue terima." balasnya dengan singkat, lalu menatap wajah gadis itu dengan datar.

"Nerima apa?" tanya gadis itu yang merasa di gantung.

Laki-laki itu bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah gadis itu, perlahan langkahnya membuat lawan bicaranya sedikit takut hingga ikut melangkah mundur untuk menghindar. Sayang lengannya di cengkeram agar tak bisa menghindar.

Laki-laki itu menunduk untuk melihat lebih dekat wajah gadis yang akan dijodohkan dengannya. Lalu perlahan mendekatkan bibirnya kearah telinga yang tertutup hijab.

"Perjodohannya gue terima." setelah itu kepalanya di tarik. Menatap lawan bicaranya yang menunjukkan ekspresi kaget sampai-sampai bibirnya berbentuk O.

"Terus pacar lo gimana?" gadis itu berusaha melepas cengkeram laki-laki yang ada di hadapannya.

"Ya gampang, tinggal putus. Selesai deh."

"Enteng banget yah lo ngomong. Terus gimana kalau dia tau. Bisa hancur persahabatan gue." laki-laki itu hanya mengangkat bahunya acuh. Lalu pergi dari sana, mengabaikan gadis itu yang sudah terlihat kesal.

Berbagai sumpah serapa terdengar dari gadis itu,  sebagai pelampiasan kekesalannya sesekali ia menghentakkan kakinya ke tanah.

"Nyebelin banget, sih." gadis itu mengangkat kepalan tangannya.

"malah ditinggal lagi," gadis itu pergi dari sana, menyusul laki-laki yang mungkin sudah ada di mobil.

***

Ika terlihat sangat menikmati es creamnya, ya setelah melewati perdebatan di mobil tadi. Ia menang dengan bantuan mama mertua. Ah sepertinya mama mertuanya akan jadi senjata baru setelah ayahnya.

"Dek makan ini dulu coba, enak tau." Asram menyodorkan sesendok nasi goreng spesial.

Ika menyipitkan matanya menatap Asram bergantian dengan sendok di hadapannya.

"kiko kali."

Asram tertawa, "Coba dulu deh. Nanti nyesel nggak makan nasi gore-" ucapan Asram terpotong saat Ika menerima suapannya. Ia tersenyum akhirnya Ika mau makan setelah lama di bujuk.

Asram melanjutkan makannya sesekali ia akan menyuapi Ika.

"Mama sering ke sini?" Ika menatap suaminya yang fokus menyuapinya makanan. Asram hanya menjawab dengan dehaman.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang