Part 50 : Ending

1K 40 0
                                    

Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Tak terasa kini sudah dua tahun lamanya. Mereka menjalani hari-hari dengan baik,  meskipun kadang di selingi dengan pertengkaran-pertengkaran kecil dan akan ada yang mengalah satu sama lain.

Asram masih dengan profesinya yaitu sebagai guru, dan tenang saja bu Dea sudah tidak lagi mengganggunya. Setelah penegasan Asram saat itu beberapa hari kemudian bu Dea menikah, ia di jodohkan oleh keluarganya karena bibinya yaitu bu Leni yang memang mengajar di tempat yang sama mengetahui bahwa bu Dea menyukai Asram yang sudah memiliki istri.

Ika juga sudah tidak keberatan dengan itu,  walaupun bu Dea dan Asram sering bertemu ia tidak mempermasalahkannya.  Karena bagaimana pun dia bersikap tidak akan bisa mengubah keadaan, lagi pula Asram tidak mungkin berpaling. Ya kan....
....

"Selamat ulang tahun sayang...." Ika yang sedang berdiri di depan jendela terkejut mendapat pelukan dari belakang. Gadis itu berbalik mendapati suaminya dengan sebuah kotak warnah hijau di tangannya. Ia baru saja datang dari masjid,  melaksanakan salat isya.

"Mas kapan datangnya?"

"Baru tadi."

"Kok Ika nggak denger." Asram tersenyum, tidak menjawab pertanyaannya Ika. Ia memberikan kotak kado yang di tangannya.

"Ini apa mas?"

"Buka aja." Ika hendak membuka pita, tapi terhenti oleh ucapan Asram.

"Bukanya di sofa aja." Asram menutup jendela lalu berjalan ke arah sofa.

"Udah salat yang?" Ika mengangguk, ia sedang membuka bungkus kado itu.

Setelah terbuka matanya membulat dengan binar melihat dua benda dengan warnah yang berbeda di dalam kota kado itu. Ika membekap mulutnya lalu menatap tak percaya ke arah suaminya.

"Emang udah boleh?" Asram mengangguk dengan senyum yang belum luntur dari tadi.

"Ini benerkan mas?"

"Iya sayang, nih mas ambil yah." Asram meraih dua buku nikah dalam kotak kado itu. Mata Ika berair,  setelah dua tahun akhirnya ia bisa memiliki surat nikah, pernikahannya sudah sah. Ya memang sih dari dulu, tapi ini tentang surat nikah. Akhirnya ia sudah memiliki kedua benda penting itu.

"Seneng nggak?" Ika mengangguk  air matanya menetes, terharu dia guys...

"Mas kapan buatnya?"

"Bulan lalu." Asram mengusap air mata Ika.

"Kok nggak bilang." gadis itu mengerucutkan bibir membuat suaminya gemas.

"Ya namanya juga kejutan sayang." Asram mengusap puncak kepala Ika yang di lapisi kerudung.

"Ika sayang mas." Asram tak menyahut hanya membalas pelukan dam memberi kecupan pada dahi istrinya.

Gadis itu mendongak dan di saat yang bersamaan Asram menunduk. Tanpa sengaja bibir Asram mengenai puncak hidung Ika membuatya terkejut. Mereka terdiam kaku, Ika berkedip beberapa kali mencoba untuk mencerna. Bunyi ponsel yang tiba-tiba membuat mereka terkejut,  Asram membuang muka. Wajahnya tanpa sadar memerah, tak beda jauh dengan istrinya yang kini berusaha menenangkan debaran jantunya.
Lalu meraih ponsel yang ada di meja.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang