PART 13

535 32 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Tujhpe meri hai daavedariyan

Tujhse hai dil ki saajhedariyan, "saajhedariyan"

Tujhpe meri hai daavedariyan

Tujhse hai dil ki saajhedariyan

Teri bin saansein loon to jee na sakoon

Ab tu hi bata kya main karoon

Kya karoon, kya karoon…

Girl I need you
Girl I need you
Girl I need you
Never leave you 

Ika mengerjapkan matanya, menatap tak percaya pada Asram yang duduk di meja guru tepat dihadapannya. Pria itu memainkan gitar sambil menyanyikan salah satu lagu favoritnya.

Ika mengedarkan padangannya, kondisi kelas sepi, hanya terisi oleh mereka berdua. Ika juga menoleh keluar, dan yang dilihat kekosongan, sama sekali tidak ada siswa ataupun guru.

Ika memusatkan tatapannya pada Asram yang masih bernyanyi, pria itu mengukir senyum saat tatapan mereka terkunci.

Ika mengerjapkan matanya berkali-kali, tangannya terangkat untuk menakup pipinya yang terasa hangat. Pipinya merona melihat Asram yang tersenyum manis padanya. Jarang-jarang pria itu tersenyum seperti itu.

"Saya panggil Silvi, yah?" tanya Asram, minta persetujuan. Ika hanya mengangguk. Gadis itu ikut tersenyum.

Matanya membulat lucu saat Asram melangkah padanya. Ika hendak berbicara, tapi mulutnya seperti terkunci sesuatu hingga terasa sulit untuk berbicara.

Saat sudah dekat, tangan Asram terangkan membuat Ika menelang saliva dengan kasar. Lagi-lagi jantunya bereaksi, berdetak dua kali lebih cepat.

Ika menenggelamkan wajahnya pada meja, menutup kedua telinganya.

Ika merasakan bahunya di tepuk dengan lembut.

"Ika! Bangun woi!"

"Ika! Udah pulang ini, hei! Bangun! " Nur menepuk bahu Ika berkali-kali.

"Hmm, Nggak!" pekik Ika membuat Nur tersentak kaget.

"Ika?! Lo kenapa?"

Ika mengangkat kepala, menatap Nur dengan mata membola. Ika juga terkejut, Ia mengedarkan pandangan menatap keseluruh kelas. Beberapa temannya masi ada.

"Lo kenapa?" tanya Nadin yang diam kaku, tadi Ia hendak mengangkat tasnya.

Ika terdiam berusaha mencerna, jadi tadi Ia mimpi?! Ika menarik nafas, lalu dengan perlahan dihembuskan.

'Shiaa!' Ika menjerit dalam batin.

"Astagfirullah!"

Teringat akan mimpinya membuat Ika semakin malu, Ika menepik pipinya berkali-kali yang mana terlihat aneh oleh Nur dan juga Nadin yang masih didalam kelas.

"Lo kenapa sih?"

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang