PART 30

333 21 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

.

..

Asram masuk ke mobil mendapati Ika yang menunduk bermain ponsel, ia memasang sabut pengaman lalu menyalakan mobilnya. Mereka masih diam, Asram tidak akan berbicara jika Ika sedang fokus dengan ponselnya. Terakhir ia berbicara Ika mengamuk karena konsentrasinya membaca di ganggu. Bahkan ia sampai ngambek membuat Asram bantin pikiran untuk mengembalikan moodnya.

Ika mengangkat pandangannya, lalu menoleh ke arah suaminya. Ika menatap datar saat Asram menoleh ke arahnya sekilas.

"Masih marah?" tanya Asram, Ika hanya bergeming lalu membuangnya pandangan.

Asram menghela nafas, sedikit menyesal telah menakuti Ika semalam. Gadis itu merajuk saat tadi pagi hendak berangkat sekolah, tetangga pemilik rumah yang kata Asram adalah rumah kosong, menyapanya. Tetangganya itu sedang menyiram tanaman depan rumah.

"Lansung ke rumah bunda?" Ika menganguk.

"Nggak ganti baju dulu? Masih hari senin loh, bajunya besok di pake lagi." Ika hanya berdeham sebagai balasan.

"Beneran nih?"

Ika mengehela nafas, "terserah Mas lah." Ika meletakkan ponselnya di dashboard.

"Ya iya deh Mas diam." hening.

Beberapa menit kemudian Ika terkikik, entah apa yang lucu membuat Asram terheran sendiri.

"Kenapa?"

"Itu di depan." Ika menunjuk salah satu rumah yang dilewati, dibalik pagarnya terdapat seseorang monyet yang dirantai di pohon mangga.

"Kembaran Abang." Asram hanya menggeleng.

"Nggak boleh gitu, Dek. Nggak baik ngatain orang apalagi itu saudara sendiri," nasehat Asram.

Ika terdiam, gadis itu menggigit bibir bawahnya. Kalau dipikir-pikir, selama ini Ia sudah keterlaluan kepada Yuda.

"Iya, maaf."

Tangan Asram terulur mengusap kepala Ika dengan sayang.

"Jangan di ulang yah ...." Ika menganguk.

"Sudah bilang ke bunda kalau kita mau berkunjung?"

"Iya, bunda udah tungguin katanya," balas Ika yang diangguki oleh suaminya.

Beberapa tidak ada lagi percakapan, Asram fokus menyetir sedangkan Ika bermain ponsel.

"Itu bukannya Abang, yah?"

Ika mengangkat pandangannya. "Lah iya, ngapain di pinggir jalan? Sendiri keknya mas, berhenti dulu mas." Asram menurut ia menepikan mobilnya tidak jauh dari motor Yuda.

Ika keluar dengan semangat mengampiri Yuda yang duduk di tepi jalan tak berjauhan dengan posisi motornya, Yuda belum menyadari kehadirannya.

"Abaaang ...." Yuda tersentak mendapat pelukan tiba-tiba dari belakang. Ia menepis tangan Ika yang melingkar di lehernya, lalu segera berdiri.

Yuda menatap Ika bergantian dengan Asram yang baru keluar dari mobil.

"Abang ngapain?" Ika melihat sekeliling.

Yuda hanya diam, melihat Ika yang masih menunggu jawabannya.

"Bang? Nggakpapa, kan." Ika hendak meraih tangan Yuda tapi ditepis oleh sang empu.

Ika menatap Yuda dengan bingun, beberapa saat kemudian ia tersenyum. Ia merentangkan tangannya lalu memeluk Yuda dengan erat Asram hanya geleng-geleng melihat tingkah istrinya.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang