"Untung nggak telat, soalnya bunda udah mau pulang." Asram membuka lebar pintu. Ia sama sekali belum menyadari kehadiran Elvi, karena gadis itu berdiri di balik tubuh Yuda.
Dapat Yuda lihat, Sura duduk dengan Ika di sampingnya. Yuda menggigit bibir bawanya kelu.
"Kakak kenapa diam, ayo masuk. Aku pegal, tadi jalan. Udah sampai cuma berdiri doang depan pintu." cerocos Elvi yang berada tepat di belakang Yuda.
Suaranya yang lumayan keras membuat mereka yang ada dalam ruangan terkejut, termasuk Yuda yang sangat dekat dengannya. Gadis itu mencondongkan badannya kesamping, lalu tersenyum.
Ika dan Sura yang tadinya sibuk mengobrol, mengalihkan perhatian ke pintu melihat Yuda dengan seorang gadis manis bersembunyi di belakangnya.
Yuda mendengus, "Bisa diam nggak sih?"
Mengabaikan ucapan Yuda, Elvi lebih memilih menyapa mereka, masuk ke ruangan melewati Yuda dan Asram yang berdiri tepat di depan pintu. Kedua pemuda itu menatapnya dengan cengo.
"Hai...."
Ika menatap bundanya, lalu menoleh lagi pada Elvi yang berdiri dengan mengangkat gamisnya hingga pertengahan betis. Ia tidak menggunakan celana panjang dan kaos kaki. Masih dengan senyum yang lebar ia menghampiri Sura.
"Hai tante." Sura hanya tersenyum kaku, begitu juga dengan Ika.
Yuda menggaruk dahinya, 'Ya Allah, kapok gue lama-lama.'
Yuda meringis saat mendapati tatapan Asram meminta penjelasan.
"Viii?!"
"Eh Yuda? Kenapa nggak masuk?" Yoga datang dari belakang.
Yuda menelan ludah, berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"A-ayah...."
"Kenapa berdiri depan pintu?" Yuda menggeleng kaku.
"Nggak kangen sama bunda?" Yoga mengangkat alis, ia tersentak karena dengan tiba-tiba Yuda memeluknya dengan tangis.
"Maafin Yuda." Yoga tersenyum, mengusap punggung Yuda.
"Nggakpapa, namanya juga salah paham."
"Tapi mama buat bunda celaka."
"Udah nangisnya, nggak malu kamu?" Yuda menggeleng ribut.
"Maafin abang...." Yoga tertawa, "Ayo masuk, diliatin orang nih."
Yuda melepas pelukan lalu berbalik ke arah Sura.
"Bunda...." Sura mengulurkan tangan kanan menyambut Yuda dalam pelukannya. Yuda tak lagi menghiraukan Elvi yang kini berdiri diam."Maafin Yuda bun... Hiks." mengusap rambut Yuda yang masih memeluknya tapi tidak terlalu erat karena terhalang dengan tangannya yang masih di gips.
"Abang sehat 'kan?" tangis Yuda semakin menjadi mendapat pertanyaan seperti itu.
"Lah makin kejer." celetuk Elvi yang mengundang tatapan Asram, Ika dan Yoga.
Yoga menyatukan alisnya, ia baru sadar dengan keberasaan Elvi. Ia menatap Asram yang menggelengkan kepala tanda tidak tau, begitupun dengan Ika.
Yuda masi menangis, pelukannya pun ia belum lepas. Ia ingin melepas rindu dengan bunda setelah beberapa hari tak bertemu atas kesalahpahaman itu.
"Abang baik 'kan sama mamanya?" tanya Sura di sela-sela mengusap rambut Yuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake)
Random📌Hargai karya orang. Budayakan Follow sebelum baca dan jangan lupa vote(●'з')♡ Kisah seorang guru yang menikah dengan salah satu muridnya di sekolah, Asram Danika Edgarsyah dijodohkan sejak masih kecil bersama dengan Dianika Silviadira yang tidak l...