PART 9

471 30 0
                                    

Happy Reading
.
.

...

Jangan pernah mengharapkan pujian dari manusia, nanti sakit. Karena belum tentu mereka memberikan penghargaan.

Cukuplah Allah yang memberikan penghargaan.

_
_

"Mau ke sekolah?" tanya Dina.

Wanita itu menatap Asram yang baru masuk ke ruang makan dengan setepah rapi.

"Iya," jawab Asram dengan singkat. Ia menyendok nasi dan juga mengambil beberapa lauk.

Mulai sarapan dengan khitmad, setelah selesai Asram meraih tasnya yng di taru di kursi sebelahnya hendak pamit.

"Nanti malam sibuk nggak?" tanya Dina yang kini merapikan kera kemeja Asram.

Asram nampak berfikir. "Kayaknya nggak, Ma." Ia melirik jam di tangannya.

Dina tersenyum. "Iya, berangkat sana. Nanti telat."

Asr hanya menatap heran pada mamanya yang tersenyum penuh arti. "Ada acara?" tanyanya yang dibalas gelengan oleh Dina.

"Eh, tapi nggak tau juga," jawab Dina. "Tapi mungkin,  nggak jadi, deh."

Asram memiringkan kepala. "Ada apa, sih Ma?"

"Cuma makan malam aja sama temen Papa."

"Makan malamnya ditunda," ucap Candra yang baru keluar dari dapur.

Asram mengangguk. "Okay." Pria itu meraih tangan sura untuk salim.

Berbeda dengan Asram, di rumah kediaman Yoga dihebohkan dengan Yuda dan Ika. Keduanya tidak henti-hentinya bertengkar.

"Pindah!"

Yuda mendelik. "Kenapa? Abang duluan yang disini."

"Ini tempat Aku," ucap Ika dengan ketus.

"Siapa cepat dia dapat. Lo baru dateng main serobot aja!"

"Udah! Ini mau makan berantem juga, nggak lama Ayah pasang ring aja, deh," sela Yoga yang membuat Agil tertawa.

"Ika duduk di sebelah Ayah aja, yah," ucap Agil

Ika menyentak kesal. "Iya, deh ... ais." Gadis itu menimpuk kepala Yuda dengan buku yang dipegang membuat Yuda mendesis.

"Gue tinggalin, mampus lo!"

Sura berdeham. "Yuda!" Yuda hanya tersenyum pada Sura.

Yuda menatap sinis ke arah Ika. Yoga dan Sura di buat geleng-geleng oleh keduanya, sedangkan Agil hanya diam melihat Ika yang tdk pernah berubah, beda lagi jika di luar, gadis itu akan lebih banyak diam. Tidak seperti di rumah.

Dari kecil memang Ika sangat suka dekat sama Agil, setelah ayahnya meninggal hanya Agil yang bermain dengan Ika. Sampai dimana Agil harus masuk pesantren untuk melanjutkan pendidikannya di sana dengan mondok. Sura menikah dengan Yoga dan Ika mulai mengenal Yuda.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang