PART 25

424 28 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Ika menekan ikon telpon pada kontak yang bernama 'Pak Akidah' taulah siapa di telpon. Yaps, Ika mengganti nama Asram yang tadinya 'Mas Asram' menjadi 'Pak Akidah' ia tertarik dengan panggilan itu. Setelah mendengar julukan adik kelasnya tadi pagi.

Ia tertawa sendiri membayangkan ekspresi Asram jika dinganggil dengan nama itu. Akan terdengar menarik bukan, mengingat itu Ika menggelengkan kepalanya.

"Halo pak, rapatnya masih lama?"

'Assalamualaikum...' terdengar suara Asram setengah berbisik. Ika menutup mulutnya dengan telapak tangan karena lupa memgucap salam.

"Wa'alaikumusalam... Hehehe lupa."

'Hmm, sebentar lagi selesai. Tunggu di mobil yah."

Ika mengangukkan kepalanya, "Ohh oke deh." mengangkat tangannya memperlihatkan jempolnya seakan-akan dapat dilihat oleh Asram.

Setelah menutup telepon, ika berjalan menuju parkiran.

"O bekhabar, o bekadar, betabiyon ko na badha
Aa dekh le hai pyaar ka kaisa nasha mujhpe chadha." Ika bernyanyi dengan suara sedang, sambil berlari kecil tapi pelan menuju mobil. sesekali ia akan melambaikan tangannya bagaikan sayap.

"O bekhabar, o bekadar, betabiyon ko na badha
Aa dekh le hai pyaar ka kaisa nasha mujhpe chadha. Kaisa nasha mujhpe chadha, kaisa nasha mujhpe chadha." ia masuk ke mobil.

"O bekhabar, o bekadar, betabiyan, bechainiyan hain jawaan
Meri nazar dhoondhe tujhe tu kahaan
Haan tujhko main aankhon ka kaajal bana loon
O bekhabar, o bekadar, betabiyan, bechainiyan hain jawaan
Chahungi main yoonhi tujhe bepanah
Haan tujhko khushi sa labon pe saja loon."

Mungkin karena terlalu asik bernyanyi ia tidak sadar dengan gerakan tubuhnya yang ikut bergoyang. Bahunya di goyangkan dengan pelan secara bergantian.

"O bekhabar, o bekadar, betabiyon ko na badha Aa dekh le hai pyaar ka kaisa nasha mujhpe chadha
Kaisa nasha mujhpe chadha, kaisa nasha mujhpe chadha

Mujhpe chadha, mujhpe chadha, mujhpe chadha."

"Eh mas, udah rapatnya."

"Hmm alhamdulillah." Ika menganguk lalu ia membuka ponselnya, sambil bersenandung. Asram hanya melihatnya sekilas lalu fokus menyetir mobil.

"Assalamualaikum ...." Ika masuk ke dalam Rumah disusul oleh Asram di belakangnya.

"Lah kok sepi?" Ika berbalik menatap sumainya.

"Mungkin mama ke resto." Ika hanya menganguk. Lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar. Sedangkan Asram meneruskan langkahnya ke dapur, lalu membuka kulkas untuk mengambil air dingin.

Setelah itu ia kembali keluar duduk di sofa ruang tamu, memeriksa ponselnya. Beberapa saat kemudian ia berbalik saat mendengar langkah dari belakang.

"Keluar yok." Ika yang mengambil posisi duduk di sampingnya menatapnya bingung.

"Makan di luar." lanjutnya, Ika nampak berfikir.
Melihat ponsel dan suaminya secara bergantian.

'Mau tapi mager, tapi kapan lagi coba ... makan diluar. Tapi pengen di rumah. Tapi pengen makan di luar juga. Hmmm gimana yah,' Ika membatin.

"Gimana?" Asram mengusap punggung Ika.

Ika mengangukkan kepalanya, "Iya deh." lalu ia bangkit dari duduknya.

"Yaudah mas ganti baju dulu."

"Ika nggak perlu yah." Ika memperhatikan penampilannya, begitupun dengan Asram melihat dari kaki sampai wajah. Lalu ia menggeleng.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang