PART 39

331 18 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Pelaksanaan ujian telah selesai, Ika juga sudah melakukan ujian susunan beberapa hari lalu. Mereka tinggal menunggu waktu kelulusan tiba, tapi walaupun ujian sudah selesai, Ika tetap ke sekolah.

Begitu juga Iwan dan Nur juga sering ke sekolah. Mereka telah janjian, akan tetap masuk sekolah. Karena berhubung akan adanya perpisahan diantara mereka. Jadi akan sering-sering meluangkan waktu bersama di sekolah.

"Ika, lo kuliah?" tanya Nur.

Ika berdeham, lalu berdiam sejenak. Melipat bibirnya kedalam, "Mm, kayaknya nggak deh."

"Lah kok?" suara Iwan.

"Hehe, nggak mau pusing. Mau fokus aja kerjaan di rumah."

Ika berfikir akan lebih fokus menjadi seorang istri setelah ia lulus, ia tidak mau repot mengurus jadwal kuliah ditambah lagi ia sudah bersuami. Asram juga tidak keberatan akan hal itu.

Ia akan lebih fokus dengan tugasnya sebagai seorang istri dan mungkin tidak lama lagi akan menjadi seorang ibu, MUNGKIN!
Ika tidak pernah berfikir tentang memiliki seorang anak, tapi pasti dalam waktu dekat akan ada salah satu keluarga yang menanyakan hal itu.

"Kek sibuk banget lo ngurusin rumah," celetuk Iwan yang mengundang tawa Ika sedangkan Nur hanya tersenyum datar.

"Kamu Nur?" Nur terbatuk, tersadar dari lamungannya.

Mendengar pertanyaan Ika, Iwan hanya melirik sinis ke arah Nur. Sepertinya seseorang yang masih memiliki dendam.

"Eng ... Gue nggak tau sih, tergantung kakek."

"Oh iya, yah." Ika meringis lalu meloleh ke arah Iwan.

"Ya iyalah, kan kakek lo yang nentuin semuanya termasuk lo-"

"Iwan! Stop deh ... Lo kenapa sih?" Iwan hanya mendengus.

"Emang ada apa?" tanya Ika yang dibalas gelengan oleh Iwan.

Ika terdiam lalu memperhatikan Nur lebih lama. Ia baru sadar bahwa akhir-akhir ini Nur terlihat sangat pendiam, akan berbicara seadanya. Itupun jika dipancing. Bahkan beberapa kali Nur akan mengalihkan pembicaraan.

Mereka terdiam larut dalam pikiran masing-masing. Ika masih memikirkan tentang perubahan Nur, sedangkan Iwan. Matanya meliat memperhatikan seluruh lingkungan sekolah. Kebetulan mereka sedang duduk bersantai di depan kelas.

Iwan masih melihat kesana-kesini, seakan akan ia sedang menghafal letak benda dan bangunan yang berada pada tempat dan posisi sebelah mana. Tiba-tiba tatapannya terkunci pada Asram yang sedang berada depan ruang guru, berdiri berhadapan dengam seseorang yang sudah pasti ia kenal, ibu Dea.

"Pak Asram sama bu Dea ada hubungan apa sih, Ka?" tanya Iwan tidak mengalihkan tatapannya dari sana.

"Hah!" Ika menoleh ke arah Iwan.

"Itu, coba liat sana. Kan, kek akrab banger gitu ...." Nur menatap malas ke arah Iwan. Dipikirnya, kenapa Iwan semakin kesana semakin-ah dahla. Tentu saja ia akrab namanya juga rekan sesama guru.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang