PART 19

647 28 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Ustad Abimayu hanya tersenyum mendengar itu. Mikrofon diangkat. "Saya ada istri Bu, di rumah Alhamdulillah lagi hamil ...." 'Aamiinn' lanjutnya dalam hati.

Seruan kecewa membuat yang lain turut tertawa.

"Penonton kecewa, huhuhu!" seru Yuda membuat para ibu-ibu yang tadi bertanya mendumel.

Dehaman dari Yoga membuat Yuda terdiam lalu menyengir mengangkat tangan memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya bentuk V.

Setelah beberapa saat Ustad Abimayu pamit pulang.
Yuda melangkah naik ke pelaminan di susul oleh Agil.

Asram menoleh pada Ika saat beberapa kali mendengar helaan nafas kasar dari istrinya.

"Kiw-kiw, matanya di kedipin Pak guru," seloroh Agil membuat Asram gelagaoan sendiri

Yuda berdeham. "Dijaga ya Bang, Adek aku." ucap Yuda, Asram hanya mengangguk lalu tersenyum.

Yuda dan Agil turun dari pelaminan menyisakan Ika dan Asram yang hanya saling diam.

Dengan pesta sederhana yang hanya di hadiri sanak saudara jauh serta rekan bisnis orang tua mereka. Ika dan Asram duduk di pelaminan, menyambut tamu undangan yang memberikan selamat serta mendoakan.

Masih di pelaminan, Ika duduk di kursi sepertinya ia kelelahan menyambut tamu.

"Kenapa dek?" tanya Asram dengan lembut.

"Hah?" Ika mendongak lalu memalingkan pandangannya, ia tersipu untuk pertama kalinya Asram memanggilnya dengan sebutan 'dek'.

"Nggakpapa," jawab Ika, Asram menghela nafas lalu mengangguk.

Yuda datang dengan membawa ponsel Ika. Sepertinya ia tengah berbicara dengan seseorang di telepon Ika.

"Dek ada telpon, dari Nur." Ika menerima ponselnya yang diberikan Yuda.

'Ika, lo beneran nggak sekolah ternyata, emang ada acara apa sih?'

Ika menjauhkan ponsel dari telinganya mendengar pekikan Nur di sebrang sana, ia melirik ke Asram.

"Aku nikah, Nur," balas Ika dan seketika Asram dan Yuda melototkan matanya.

"Adek bilang kalau kita nikah?" tanya Asram dengan suara kecil agar Nur tidak mendengar.
Ika menggeleng dengan cengiran.

'Eleh mbak, halu mah halu aja. Dibilang jangan berlebihan.' ucap Nur lagi. Karena kebetulan volume ponsel Ika yang lumayan besar Asram dapat mendengar apa yang Nur bicarakan.

Ika terkekeh, "Ya gimana dong ustad Farhannya udah datang ke rumah.'

'Ya Allah Bang Yuda, adik lu masih sehat kan.' Yuda tertawa mendengar suara Nur yang terdengar frustrasi.

"Kayak nggak tau aja, Nur," celetuk Yuda memandang Ika yang cekikikan, sedangkan Asram menatap mereka dengan bingun.

Seseorang menepuk pundak Asram saat dilihat ternyata Agil. Ia tersenyum lalu mereka berbincang-bincang selagi Yuda dan Ika masih berbicara di telpon bersama Nur.

'Serius ini Ka, kenapa nggak kesekolah?"

"Lagi ada acara keluarga di rumah." jawab Ika menatap Yuda yang mengangukkan kepalanya.

'Oohh, kirain Bang Yuda nikah.'

"Gimana mau nikah, kamu aja masih sekolah." seru Yuda bermaksud menggoda Nur.

'Aaa ... Abang bisa aja. Aku sih ya terserah abang aja. Aaa!' Nur terpekik dengan ucapannya sendiri, Yuda dibuat harus menahan tawa.

'Apaan sih Nur, teriak mulu dari tadi.' Terdengar suara Iwan disebrang.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang