Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake)

PART 32

Happy Reading
.
.
.

...

Ika masuk ke mobil,  disusul oleh Asram yang tentunya duduk di kursi kemudi. Ia melihat Ika memastikan sabut pengaman sudah terpasang atau belum. Lalu ia menjalankan mobilnya keluar dari parkiran sekolah menuju jalan.

"Gimana ujiannya?"

Ika menoleh, ia menganggukan kepalanya. "Alhamdulillah baik, lancar."

"Nggak ada yang susah kan?"

"Ho'oh,  soalnya itu sama dengan soal yang di kasi sama guru." Asram tersenyum.

"Iyalah, soalnya guru yang di sekolah yang buat, bukan dari pusat lansung." Ika membulatkan mulutnya.

"Pantas soalnya gampang," Gumam Ika.

"kenapa tadi ribut-ribut." Ika mengernyitkan alisnya kedalam beberapa detik kemudia ia mengangguk.

"Ohh tadi, Aiman baca basmalah, kan jadi ngakak."

"Ya bagus dong,  memulai semuanya dengan membaca basmalah akan bernilai ibadah."

Ika mengembangkan bibirnya beberapa detik, "Ya tapi ini lain, Mas," Ika menyimpan ponselnya, ingin bercerita lebih jelas.

"Masa Aiman pilih jawaban pake bismilah,  kayak gini nih."

"Bis-Milla-Hirrah-Manirra-Him." Ika mencontohkan cara Aiman membaca basmalah,  sanggup membuat Asram tertawa.

"Tuh kan, Mas aja ketawa. Apalagi Ika."

"Ya gimana yah ... Hahah, ada-ada aja orang random kayak gitu," ucap Asram lalu menggelengkan kepalanya.

"Eh! Ada es cream Mas, Ika mau yah."

"Mana?"

"Itu tadi udah kelewat. Mas sih nggak berhenti."
Asram menghentikan mobilnya lalu menengok ke belakang melihat penjual es cream yang sudah jauh dari posisi mobilnya.

••••

"Mas!" Asram yang baru keluar dari kamar mandi segera menghampiri Ika yang duduk di meja belajar. Ia baru saja selesai mandi, belum sempat memakai baju lebih tepatnya masi handukan.

"Kenapa?" Ika menoleh saat mendengar suara Asram yang begitu dekat dengannya.

"Sudah mandi AaAa ...." Ika terkejut saat menoleh di sugukan oleh perut serta dada telanjang Asram.

Asram ikutan panik,  ia memegang handuknya dengan erat jangan sampai jatuh. Kan berabe.

Ia menoleh kebelakang lalu melihat Ika yang kini menenggelamkan wajahnya ke meja.

"Dek?"

Ika menunjuk lemari. "Pake baju dulu sana." Asram yang belum paham hanya menganguk. Menuruti perintah Ika.

"Sudah nih." Intruksi Asram, Ika menoleh sejenak.

"Kenapa tadi?" Ika tidak menjawab,  ia terlihat sibuk mengotak-atik ponselnya.