PART 16

533 30 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

Ika duduk menatap kosong pada tv yang menyala di depannya, sudah tiga hari Ia absen dari sekolah. Permasalahan kemarin-pun belum mendapat penyelesaian.

Ika menghembuskan nafas dengan perlahan, mengingat Sura yang masih kurang sehat membuat pikirannya jadi semrawut.

Seseorang menepuk pundaknya membuat Ika tersentak kecil, Ika menoleh dan mendapati Yoga yang baru datang kerja. Ika tersenyum lalu menerima uluran tangan Yoga untuk salim.

"Kenapa, hm?"

Ika menggeleng. "Ayah udah ngomong sama Om Candra?"

"Ngomong apa?" tanya Yoga balik, pria itu meletakkan tas di meja lalu ikut duduk di sebelah Ika.

Yoga merangkul Ika lalu melabuhkan kecupan sayang di pelipis putrinya. Secara spontan Ika menjauh, gadis itu menatap Yoga dengan alis menukik.

"Loh, kenapa?"

"Ayah bau asem, ihh. Ika udah mandi, udah harum." Ika menjepit hidungnya membuat Yoga tertawa kecil.

"Abang dimana?" tanya Yoga disela tawanya.

"Dikamar sama Bunda," jawab Ika, Yoga mengangguk.

"Yah?" Yoga mengangkat alis. "Soal kemarin itu," ucap Ika.

Yoga menghela nafas. "Ayah tanya dulu, Kamu siap nggak, nikah sama Asram?"

"Em ...," Ika bergumam, tiba-tiba merasa gelisa.

"Kenapa?"

"Ayah nanyak, Ika siap nikah apa nggak? Kalau masak aja masih sering nanyak, bawangnya berapa? Aiss." Ika menggerutu membuat sudut bibir Yoga tertarik, hampir saja Ia tertawa.

"Emang Ayah udah tau, cerita lengkapnya?"

Yoga menyatukan alis, lalu menggeleng. Ika berdecak, lalu meraih remot untuk mematikan tv.

"Lengkapnya gimana? Coba kasi tau Ayah." Yoga mengambil  ponselnya dalam tas.

'Kayak introgasi bocil, inimah. Harus di pancing dulu,' batin Yoga, pria itu mengulum senyum teringat dengan Ika kecil.

Ika mulai menceritakan semuanya tanpa kurang dan tambahan. Yoga sesekali mengangguk lalu melirik ponselnya. Tanpa disadari oleh Ika,  Yoga merekam semuanya lalu dikirim ke Candra dan juga Yuda.

Yoga tersenyum, dari awal memang Yoga percaya dengan Asram. Tapi Ia memilih diam karena tidak ada bukti, ditambah lagi tangis Ika saat itu membuatnya hampir goyah.

"Pas mau bangun, eh Ika kaget denger suara Om Candra, Terus Pak Asram juga kaget, nggak sengaja bibirnya kena ini. Jadi dua kali." Ika menunjuk sudut bibirnya.

Yoga membulatkan matanya. "Harus ini."

"Harus apa, Yah?"

"Nikah!" ucap Yoga, kontan Ika memukul paha Yoga.

"Kan, nggak sengaja, Ayah."

"Tapi, kan udah kena. Om Candra juga udah ajuin lamaran."

"Gini, Ika ditanya tadi, udah siap nikah? Tapi sekarang malah ngomong itu lagi. Jadi Ika ditanya untuk apa? Sekedar ingformasi gitu?" cerocosan Ika sanggup membuat Yoga tertawa, apalagi dengan kata yang typo.

"Informasi, Nak. Hahah ...."

Ika berdecak kesal, gadis itu melipat tangannya dideoan dada lalu berbalik memunggungi Yuda.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang