EMPAT BELAS (14)

1K 91 5
                                    

"Jangan panggil ustadzah ih"

"Loh kenap.." pertanyaan Aluna terputus karena kedatangan Gwen yang membawa makanan mereka.

Naira yang paham pertanyaan Aluna langsung menjawab.

"Aku ngerasa ngga pantas aja di sebut ustadzah. Sedangkan ilmu agama aja masih sedikit"

"Nai, lu inget kan perkataan Ali bin Abi Thalib? Barang siapa yang mengajariku satu huruf, maka aku siap menjadi budaknya". Perkataan itu keluar dari mulut Gwen setelah mendengar penjelasan Naira.

Semuanya menatap Gwen takjub, "Masya Allah Gwen" Pujian itu terdengar dari mulut Naira.

Gwen yang mendengar itu tersenyum bangga, "Gwen gitu loh"

Aluna menatap Gwen malas, orang seperti Gwen itu tidak usah dipuji, sekali dipuji bakalan terbang.

"Kalo lu Nai, suka sama siapa?" Tanya Aluna yang membuat Naira tersedak ludahnya sendiri.

Naira memalingkan wajahnya untuk menghilangkan rasa gugup.

"Kak Revan" jawab Naira.

"APA? JADI LU SUKA KAK REVAN" teriak Gwen yang kaget mendengar jawaban Naira, sehingga membuat semua mata memandang Naira.

Naira semakin panas dingin dibuatnya.

"Bukan itu maksud aku, itu kak Revan menuju kesini" semua mata kembali memusatkan perhatian ke arah pintu kantin. Ternyata benar, Revan dan inti Vanostra lainnya menuju ke meja Naira.

Sesampainya di meja Naira dan yang lainnya, Revan menaruh kotak makan yang bundanya titipkan itu tepat di depan Naira.

Lalu berujar, "Titipan Bunda" dan berlalu menuju meja tepat di depan meja Naira, yang telah diisi inti Vanostra.

Naira menatap kotak makan dan Revan secara bergantian dengan tatapan yang bingung. Dia masih kaget.

"Ekhemm" godaan itu terdengar dari mulut Gwen.

"Dapat bekel nih dari camer" lanjutnya.

"Apaan sih?" Suara kecil Naira membuat mereka tertawa.

Sedangkan Aluna, menatap Angga kosong.

"Heh! Lu kenapa?" Tegur Gwen.

"Kayaknya gue harus berhenti berharap sama dia deh. Gue ga mau berjuang sendiri" karna jarak meja Naira dan inti Vanostra dekat, membuat mereka bisa mendengar jawaban Aluna.

Septi yang nyata nya gesrek langsung berdiri, dan mengepal tangan di depan mulutnya, seolah-olah mikrofon.

"AKU TITIPKAN DIA" teriak Septi menyanyikan salah satu lagi Tri Suaka yang lagi viral.

"LANJUTKAN PERJUANGAN KU TUK NYA" sambung Reza dan Rezi.

Semuanya menoleh ke meja inti Vanostra, membuat Revan sebagai ketua merasa sedikit malu. Dan disana, Aluna menutup mukanya yang merah padam.

"BAHAGIA KAN DIA KAU SAYANGI DIA" Lanjut Septi

Reza dan Rezi melanjutkan lirik nya,

"SEPERTI KU MENYAYANGINYA"

"KAN KU IKHLASKAN DIA"

Semua murid bersorak heboh mendengar nyanyian inti Vanostra. Ya walaupun suaranya agak cempreng sih, tapi tak apa. Itu sebagai hiburan untuk semuanya.

"TAK PANTAS KU BERSANDING DENGANNYA"

Ketiga bernyanyi dengan saling bersautan.

"DAN AKAN KU TERIMA DENGAN LAPANG DADA"

VANRA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang