Assalamu'alaikum semuanya?
Bagaimana kabarnya?
Aku datang lagi nih, jangan lupa Vote komen dan follow aku
Follow Instagram aku @maulaaa_11
Happy reading 💕
|
•
|
•
|
•
|"Terimakasih telah singgah walaupun tak sungguh"
Tak lama setelah Revan dipindahkan ke ruang ICU, ia sadar. Betapa terkejutnya mereka, takdir Tuhan begitu indah. Bahkan diagnosa dokter saja belum tentu benar. Semuanya kini berada di dalam ruangan Revan. Sebenarnya dokter tidak mengizinkan mereka semua masuk, tapi karena permintaan Revan akhirnya sang dokter pun mengizinkannya
Dengan hati-hati Novi menggenggam tangan Revan yang bebas dari infus
"Revan, kenapa bisa kayak gini nak?" Novi bertanya dengan suara yang sangat bergetarRevan tersenyum hangat, senyum yang jarang ia nampak kan. Ia bersyukur Tuhan memberikan sedikit waktu lagi untuknya
"Revan gapapa Bun" ujarnya dengan nada pelan tak lupa senyuman yang terpatri di bibirnya
"Gapapa gimana? Lihat di tubuh kamu" ucap Novi menunjuk berbagai alat yang terdapat di tubuh kekar Revan
"Revan kan kuat Bun" ujar Revan sedikit bercanda
Revan kelihatan begitu hangat hari ini, senyum tak pernah hilang dari bibirnya. Suaranya juga begitu lembut, tak ada Revan di paling cuek dan dingin. Tidak ada yang tau maksud dari senyuman itu, senyuman yang menyimpan kesakitan.
Revan tersenyum untuk menutupi semua rasa sakit yang ada di tubuhnya. Ia tidak mau semuanya khawatir.
"Kalian semua di sini?" Tanyanya menatap satu persatu mereka yang berada di ruangannya.
"Yang kuat ya Van" ujar Reza dengan senyum di bibirnya
Revan terbatuk pelan karena menahan rasa yang begitu sakit. Membuat mereka panik bukan main
"Mana yang sakit sayang?" Tanya Novi penuh perhatian
"Bentar ya, bunda panggil dokter"
Revan menggeleng, "ga usah Bun, Revan gapapa. Revan cuma mau ngomong sama kalian semua" ujarnya dengan senyum tak pernah hilang dari kedua bibirnya
"Bunda, bunda bisa ikhlaskan Revan pergi?" Tanya Revan tiba-tiba dan dengan suara yang pelan. Semuanya kaget, kaget mendengar pertanyaan Revan
"Kamu ngomong apa sih nak! Revan tetap disini sama bunda. Bunda ga izinin Revan pergi" larang Novi penuh air mata
"Lo ngomong apa sih Van!" Sentak Reza dengan suara yang sedikit keras
Tak hanya Novi, mereka semua kembali menangis. Ketakutan dan kekhawatiran mulai memasuki pikiran dan hati mereka
"Maafin Revan ya Bun, ga pernah jujur kalo Revan sakit" lanjut Revan tak mengindahkan larangan Novi
"Revan capek Bun tiap minggu harus cuci darah, perut Revan nyeri, tubuh Revan rasanya mau patah, terus harus rutin minum obat yang rasanya pahit banget. Revan capek Bun" ujar Revan menahan air mata yang akan turun
"Revan ga boleh pergi nak! Revan sayang sama bunda kan?" Tanya Novi penuh air mata
"Revan sayang banget sama bunda. Bunda, papa maafin Revan, pergi sebelum dapat gelar sarjana, bahkan belum lulus. Dan belum bisa kasih bunda menantu" Ujar Revan dengan terkekeh pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
VANRA {TERBIT}
Teen Fiction"kita dipertemukan bukan untuk dipersatukan" Sabilla Naira Arumi "Terimakasih telah hadir, walaupun bukan takdir" Revano Putra William LENGKAP VERSI WATTPAD Rank🏅 #1 in Septi /12-5-22 #1 in Hijabers/23-6-22 #1 in Naira /2-7-22 #1 in Islami /28-8-2...