AKHIR

1.2K 47 13
                                    

Assalamu'alaikum semuanya?

Bagaimana kabarnya?

Aku datang lagi nih, jangan lupa Vote komen dan follow aku

Happy reading 💕

|

|

|

|


"Sampai bertemu kembali, dengan kisah yang sudah pasti" -Sabilla Naira Arumi


"Terimakasih telah singgah walaupun tak sungguh"

   Tak lama setelah Revan dipindahkan ke ruang ICU, ia sadar. Betapa terkejutnya mereka, takdir Tuhan begitu indah. Bahkan diagnosa dokter saja belum tentu benar. Semuanya kini berada di dalam ruangan Revan. Sebenarnya dokter tidak mengizinkan mereka semua masuk, tapi karena permintaan Revan akhirnya sang dokter pun mengizinkannya

Dengan hati-hati Novi menggenggam tangan Revan yang bebas dari infus

"Revan, kenapa bisa kayak gini nak?" Novi bertanya dengan suara yang sangat bergetar

Revan tersenyum hangat, senyum yang jarang ia nampak kan. Ia bersyukur Tuhan memberikan sedikit waktu lagi untuknya

"Revan gapapa Bun" ujarnya dengan nada pelan tak lupa senyuman yang terpatri di bibirnya

"Gapapa gimana? Lihat di tubuh kamu" ucap Novi menunjuk berbagai alat yang terdapat di tubuh kekar Revan

"Revan kan kuat Bun" ujar Revan sedikit bercanda
Revan kelihatan begitu hangat hari ini, senyum tak pernah hilang dari bibirnya. Suaranya juga begitu lembut, tak ada Revan di paling cuek dan dingin.

Tidak ada yang tau maksud dari senyuman itu, senyuman yang menyimpan kesakitan.
Revan tersenyum untuk menutupi semua rasa sakit yang ada di tubuhnya. Ia tidak mau semuanya khawatir.

"Kalian semua di sini?" Tanyanya menatap satu persatu mereka yang berada di ruangannya.

"Yang kuat ya Van" ujar Reza dengan senyum di bibirnya

Revan terbatuk pelan karena menahan rasa yang begitu sakit. Membuat mereka panik bukan main

"Mana yang sakit sayang?" Tanya Novi penuh perhatian

"Bentar ya, bunda panggil dokter"

Revan menggeleng, "ga usah Bun, Revan gapapa. Revan cuma mau ngomong sama kalian semua" ujarnya dengan senyum tak pernah hilang dari kedua bibirnya

"Bunda, bunda bisa ikhlaskan Revan pergi?" Tanya Revan tiba-tiba dan dengan suara yang pelan. Semuanya kaget, kaget mendengar pertanyaan Revan

"Kamu ngomong apa sih nak! Revan tetap disini sama bunda. Bunda ga izinin Revan pergi" larang Novi penuh air mata

"Lo ngomong apa sih Van!" Sentak Reza dengan suara yang sedikit keras

Tak hanya Novi, mereka semua kembali menangis. Ketakutan dan kekhawatiran mulai memasuki pikiran dan hati mereka

"Maafin Revan ya Bun, ga pernah jujur kalo Revan sakit" lanjut Revan tak mengindahkan larangan Novi

VANRA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang