Assalamu'alaikum bestiii
Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan puasa nya lancar
Tetap jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama ya besti
Jangan lupa vote dan komen yaa, biar semangat up nya
Follow Instagram aku @maulaaa_11
Pliissss!!!!
Komen kalian buat aku semangat nge-up
Happy reading!!
|
|
|
|
|
|
|
|"ASSALAMU'ALAIKUM BUN" pekik seseorang memasuki rumahnya dengan senyum yang begitu cerah. Jangan lupakan kakinya yang berlari dengan gembira
"WA'ALAIKUMUSSALAM. GA USAH TERIAK REVAN" balas seseorang yang dipanggil 'bun' itu
"Kok pada teriak-teriak sih" ujar William yang sedari tadi menemani Novi duduk di ruang keluarga seraya mengusap pelan telinganya akibat teriakan sang istri
"Bun, ayo ke rumah Naira" ajak Revan antusias.
"Lah ngapain?" Tanya Novi bingung
"Buat lanjutin perjodohan itu Bun" jelas Revan
"Bentar bentar maksudnya gimana?"
"Revan udah dimaafin sama Naira. Dan dia minta Revan sama papa bunda ke rumah buat bicarain ini" jelas Revan dengan suara yang menggebu-gebu.
"Kok bisa!!" Pekik Novi sedikit tidak setuju
Bukan apa-apa, ia juga mau Naira menjadi menantunya. Tapi, mengapa semudah itu Naira memaafkan Revan. Kan enakan Revan gitu.
"Maksudnya gimana? Bunda do'ain biar ga bisa gitu?" Revan memandang bundanya kesal
"Bukan gitu, enak banget di kamunya. Kalo bunda jadi Naira mah ga mau maafin"
"Itu mah bunda, kalo Naira kan baik" ujar Revan be
Perkataan Revan membuat Novi membelalakkan mata kaget, maksud anaknya ini apa?"Jadi maksud kamu bunda ga baik gitu?"
"Revan ga bilang loh Bun"
William memandang istri dan anaknya jengah, "udah jangan pada berantem""Besok kita ke rumah pak Abrisam" putus William
"Yah Pa, sekarang aja ayo" Revan bernegosiasi
"Besok atau ngga sama sekali. Kamu ini, ngebet banget nikahnya" ujar William
"Ayo yang, kita ke kamar aja" ajak William menarik tangan Novi mengikutinya ke kamar
Revan memutar matanya malas, apa-apaan orang tuanya ini. Mesra-mesraan di depan anak, sangat tidak berperikejombloan.
Revan kembali tersenyum kecil mengingat kejadian di caffe tadi, senyum itu hanya sebentar. Kemudian digantikan perasaan takut, takut apa yang dia bayangkan terjadi. Revan menghembuskan nafas pelan, dia pasrah akan keadaan. Bagaimana pun nantinya, setidaknya dia sudah berjuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANRA {TERBIT}
Novela Juvenil"kita dipertemukan bukan untuk dipersatukan" Sabilla Naira Arumi "Terimakasih telah hadir, walaupun bukan takdir" Revano Putra William LENGKAP VERSI WATTPAD Rank🏅 #1 in Septi /12-5-22 #1 in Hijabers/23-6-22 #1 in Naira /2-7-22 #1 in Islami /28-8-2...