TIGA PULUH TIGA (33)

592 46 5
                                    

  ASSALAMU'ALAIKUM YUHHHHUUUU

BAGAIMANA KABARNYA HARI INI?

SEMOGA HAPPY SELALU

AKU BALIK LAGI NIH, SEMOGA AJA PADA NUNGGUIN YA

MARI VOTE KOMEN DAN POLLOW DULU BARU LANJUT BACA

Oh iya, bantuin share cerita ini juga ya sama besti-besti kalian hihi

Happy reading cantik, ganteng

|
|
|
|
|
|
|

      Tak butuh waktu lama, Revan sampai di gudang disusul oleh yang lainnya. Tangannya bergerak untuk membuat pintu yang tertutup rapat itu. Sial! Pintunya terkunci

"Ga ada cara lain, dobrak!" Serunya

Bersamaan mereka mendobrak pintu gudang yang lumayan besar itu.

'Brukh'

Pintu itu terbuka, membuat seberkas cahaya matahari masuk memerangi gudang yang begitu gelap.

Naira dapat mendengar suara pintu itu, tapi tak sedikit pun bisa bergerak, tubuhnya remuk bagaikan wafer, maap Nai, ga gitu kok maksudnya

Bahkan bibir pink itu terlihat pucat tak berwarna,
"Ab-bang" ringisnya pelan, bahkan sangat pelan. Itu tidak terdengar sebagai suara, tapi seperti bisikan

Mata mereka berkeliling mencari seseorang yang menjadi tujuan mereka

'Deg'

Betapa terkejutnya mereka ketika menatap seorang perempuan yang duduk memeluk lututnya. Bajunya sudah lusuh, bahkan jilbabnya sudah tak terbentuk lagi, tapi masih bisa menutup rambut cantiknya

Hati Zaki terluka menatap keadaan di depannya. Bidadarinya terluka, sayapnya patah, hatinya remuk.

Jangan tanyakan Revan, dia tak jauh berbeda dari Zaki. Siapa yang berani membuat gadisnya seperti ini? Berani sekali dia. Revan berjanji akan mencari pelakunya bahkan sampai ke ujung dunia pun

Zaki langsung berjalan cepat menuju Naira, hatinya berdesir. Dia lalai menjaga adik satu-satunya, tapi dia bersyukur Naira tak kehilangan kehormatannya, Allah masih menjaga dia.

"Dek" panggil Zaki pelan dengan suara yang sedikit bergetar

Naira memandang Zaki sayu, matanya menjelaskan betapa sakit hatinya

Dengan pelan-pelan Zaki memeluk adik satu-satunya ini, dengan perasaan yang sulit dijelaskan

"Ab-bang sakit" lirih Naira pelan, air matanya kembali luruh membasahi pipi yang memar

"Mana yang sakit hm?" Zaki melepas pelukannya memandang Naira dengan tatapan lembut

"Pipi Nai di tampar abang, rambut Nai di tarik. Tubuh Nai sakit semua abang" ucap Naira pelan

Semuanya memandang Naira dengan tatapan kasihan, gadis yang malang

Naira itu gadis baik, polos, kenapa ada yang setega ini?

Zaki yang mendengar suara lirih Naira kembali memeluknya, memberikan ketenangan untuk sang adik

Revan ingin sekali merengkuh tubuh lemas gadis itu. Ingin rasanya ia mengucapkan kalimat yang dapat menenangkan, memberikan pelukan yang hangat, usapan yang lembut. Tapi itu tidak mungkin, masih ada tembok pembatas diantara mereka

"Siapa yang berani tampar adek abang ini hm?" Tanya Zaki dengan mengelus pipi memar Naira lembut

Tak ada jawaban dari Naira, ia hanya diam dengan air mata yang terus mengalir

VANRA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang