"Loh? Udah saling kenal ternyata?" Tanya Novi pada keduanya
"Adik kelas Revan Bun" seperti biasa, Revan menjawab pertanyaan Novi dengan dingin
"Wah bagus dong, jadi udah pas tuh buat nikah" ujar Novi dengan santainya.
Jadi, Revan yang akan dijodohkan dengannya? Revan? Revano Putra William? Seseorang yang dia harapkan? Masya Allah begitu indah takdir Allah. Nah kan jadi pengen kayak Naira
"Yaudah duduk dulu, nanti kita bicarakan masalah itu. Lebih baik kita makan dulu"
Semuanya duduk dan menikmati makanan yang telah dihidangkan di atas meja.
"Gimana? Ganteng ga calon suami kamu?" Tanya Zaki berbisik di telinga Naira.
Naira yang mendengar pertanyaan abangnya itu, melirik Zaki tajam
"Apa-apaan calon suami, belum tentu juga Naira terima" balesnya dengan berbisik pula
"Abang yakin, pasti kamu mau" ejek Zaki
"Ih abang apaan sih" kesal Naira
"Ekhem" keduanya berhenti berdebat setelah mendengar dehaman seseorang
"Kamu kenapa Van?" Tanya Novi menatap anaknya aneh
"Gapapa" jawabnya singkat. Ya benar, yang tadi berdeham adalah Revan. Sepertinya dia sedikit kesal melihat Naira dan Zaki. Atau mungkin cemburu? Hanya Revan dan Allah yang tau.
"Oke karna semua udah selesai makan, kita bakalan bahas tentang perjodohan itu" ucap William papa Revan memulai pembicaraan.
"Dulu, saya dan William sudah sepakat akan menjodohkan anak kami nanti. Karna berhubung anak perempuan saya Naira, jadi Naira yang akan saya jodohkan dengan Revan selaku anak laki-laki William. Kan ga mungkin kalo saya jodohkan Revan dengan Zaki. Tetapi, ini tergantung kalian juga. Jika kalian berdua tidak mau, kami sebagai orang tua tidak bisa memaksa" jelas Abrisam iringi candaan untuk mencairkan suasana seraya menatap anaknya dan calon menantunya
Revan tersenyum dalam hati, ternyata yang akan dijodohkan dengan dia adalah pujaan hatinya. Bagaimana dia bisa menolak coba? Duh jadi pengen nikah
"Bagaimana Naira, Revan?" Tanya William
"Revan mau Pa" ucap Revan dengan singkat tanpa beban
Apa tadi? Revan mau? Naira tidak salah dengar? Jadi sekarang dia harus bagaimana, menerima atau menolak? Oh ayolah, bukankah Revan yang dia sukai? Tapi dia masih bingung.
"Naira bagaimana nak?" Sekarang semua pasang mata menuju ke arahnya.
Dengan gugup dan berusaha tenang Naira menghembuskan nafas pelan
"Bismillah, In syaa Allah Naira menerima perjodohan ini"
Ujarnya pelan dengan menunduk maluSemuanya tersenyum bahagia seraya mengucap syukur.
Begitu pula dengan Revan, dia berteriak senang, dalam hati pastinya."Kan bener apa yang abang bilang, pasti kamu mau" celetuk Zaki tanpa sadar
Naira yang mendengar abangnya berkata demikian menunduk malu
Bugh!
Dengan sengaja, Naira menginjak kaki abangnya itu,
"Nyebelin banget sih" ucapnya membuat yang lain tertawa. Sedangkan Revan hanya tersenyum kecil.
°°°
Kini matahari kembali terbit dari arah timur. Seperti biasa, semua manusia kembali mengerjakan kegiatannya masing-masing. Contohnya Naira, kini dia telah siap dengan tubuh yang dibaluti oleh seragam.

KAMU SEDANG MEMBACA
VANRA {TERBIT}
Fiksi Remaja"kita dipertemukan bukan untuk dipersatukan" Sabilla Naira Arumi "Terimakasih telah hadir, walaupun bukan takdir" Revano Putra William LENGKAP VERSI WATTPAD Rank🏅 #1 in Septi /12-5-22 #1 in Hijabers/23-6-22 #1 in Naira /2-7-22 #1 in Islami /28-8-2...