TIGA PULUH (30)

862 56 1
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM YUHHHHUUUU

BAGAIMANA KABARNYA HARI INI?

SEMOGA HAPPY SELALU

AKU BALIK LAGI NIH, SEMOGA AJA PADA NUNGGUIN YA

MARI VOTE KOMEN DAN POLLOW DULU BARU LANJUT BACA

Happy reading cantik, ganteng

|
|
|
|
|
|
|

  
"Seseorang berubah karna dua alasan. Entah karna pikirannya terbuka, atau hati mereka terluka"

    

    

        "Hahaha" tawa itu berasa dari seorang pria yang duduk di sudut cafe. Dia tidak sendirian, ia ditemani empat buntutnya.

Tidak tidak ini bukan masalah kenapa dia tertawa, tetapi siapa yang tertawa.

Seseorang ini tidak akan pernah muncul dipikiran kalian, jika kalian menebak Septi? Salah. Rezi? Salah. Reza? Salah. Angga? Salah. Revan? Ya, itu dia.

Revan lah yang tertawa demikian, ia tertawa karna mendengar lelucon dari Septi. Dan mengapa yang lain tidak ikut tertawa? Ya karna Revan lah, tawa Revan berhasil memecahkan lelucon Septi

Tawa Revan berhasil membuat keempat temannya terdiam kaku, menatap Revan dengan pandangan aneh. Tercengang, terbengong, terdampar, terlempar, terkejut, terkaget, terkagum.

Ada apa dengan Revan? Mengapa tiba-tiba berubah? Es nya mencair? Atau Revan kesurupan? Pertanyaan demi pertanyaan muncul di benak mereka

"Kenapa?" Tanya Revan santai

"LO YANG KENAPA?" Teriak Septi dan Rezi barengan

"Gue? Gue gapapa" Revan menjawab dengan santai

"Ngga mungkin ngga mungkin, lo pasti bukan Revan" balas Septi

"Heh jin tomang keluar lo dari tubuh Revan" lanjutnya lagi

"Apaan sih Sep, ini gue Revan" tunjuk Revan ke dirinya sendiri

"Kenapa lo tiba-tiba berubah?" Tanya Septi menatap Revan penuh selidik

"Gue ga berubah, lo pikir gue Ultraman"

"Kemana Revan yang cuek? Yang ngomong nya cuma 'hm'" tanya Septi

Revan tersenyum kecil, "udah mati. Emang gue ga boleh gini?" Tanya Revan mengangkat alisnya sebelah

"Ya..ya boleh. Tapi lo aneh banget Van" ujar Septi masih tidak percaya

Septi yakin, ini pasti cuma mimpi

"Zi..Zi coba pukul gue, gue yakin ini pasti mimpi" pinta Septi

Dengan tidak berperasaan Rezi memukul Septi sekeras mungkin

"GA USAH TERLALU KERAS JUGA WOI. TUBUH GUE BUKAN SAMSAK" teriak Septi begitu keras, seluruh pengunjung caffe menatap mereka

"Ga usah teriak, malu gue" tegur Revan

"Biar lo sadar kalo ini bukan mimpi" balas Rezi

Kalian pasti bertanya-tanya bukan? Kenapa Revan berubah? Kenapa secara tiba-tiba? Jawaban itu hanya dia yang tau. Biarlah itu menjadi rahasianya

Angga masih diam, dia tidak tau harus ngomong apa. Perubahan Revan sangat tiba-tiba. Revan yang berbicara singkat, kini banyak kata yang ia keluarkan. Yang tatapannya dingin, kini teduh mengisyaratkan sesuatu. Bibir yang selalu ditutup rapat, kini ditarik menampakkan senyum manis.

VANRA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang