SEBELASAN (11)

1K 82 2
                                    

Sesampainya di belakang tubuh Naira, dia menepuk pelan punggung Naira untuk mengambil kertas itu.

"Astaghfirullah" desis Naira, Naira kaget melihat bahwa Revan lah yang menepuk punggungnya itu. Dia tidak tau, jika Revan mengambil kertas yang ditempelkan Angel.

"Ihh kak Revan jangan gitu, kita bukan mahram" seru Naira melihat Revan tajam.

"Maaf" hanya kata itu yang diucapkan Revan, dia berlalu pergi dengan kertas di gumpalan tangannya itu.

"Kok pada aneh sih, tadi kak Angel tiba-tiba baik, lah sekarang kak Revan" ujar nya melihat Revan bingung yang telah berlalu di depannya. Naira yang masih bingung itu, melangkah kan kaki nya menuju kantin, dimana temen-temen menunggu dirinya.

Sedangkan Revan, menahan amarahnya yang ingin meledak, dia berlalu ke kelas Angel, pelaku yang telah mempermalukan gadisnya. Apa? Gadisnya?

Revan berdiri tepat di depan pintu kelas Angel, seorang cowo berkacamata terkejut melihat Revan, "Re-revan" ucapnya terbata-bata.

"Suruh Angel ke rooftop" ucap Revan dingin, setelah mengucapkan itu Revan langsung pergi ke rooftop sekolah nya.

Sedangkan cowo yang berkacamata itu berbalik masuk ke dalam kelas, "Ang-el, di-di suruh ke rooftop" ucapnya terbata-bata.

"Siapa yang nyuruh?" Tanya Angel sewot

"Revan" ucapnya satu kata

Angel yang mendengar nama itu berteriak senang, dia memoleskan bedak dan lipstik. Cantik, mirip ondel-ondel.

"Revan pasti mau nembak gue" ucapnya tersenyum sumringah.

"MIMPI KALI" teriak Zidan, ketua kelas mereka dan disambut ketawa temen sekelasnya.

"Sirik aja lo" dengus Rena.

Angel langsung berlari menuju ke arah rooftop, perasaannya bermekaran seperti bunga-bunga ketika mengingat bahwa Revan akan menembak nya, kepedean nya tingkat tinggi:v

Sedangkan disana, Revan berdiri membelakangi pintu rooftop. Dia berbalik ketika mendengar decitan pintu yang dibuka. Revan tersenyum miring melihat penampilan Angel. Cantik, seperti tante-tante.

Revan melangkah mendekati Angel, Angel yang tau itu menunduk malu, biasanya juga malu-maluin:v

'apaan sih Thor, ngatain gue mulu'

'kesel gue liat Lo Ngel, pengen mutilasi rasanya'

'yang ada cerita lo ga bagus lagi Thor'

'iya juga sihh'

Oke-oke abaikan percakapan non faedah itu.

Revan mencengkram dagu Angel, dan mengangkatnya dengan keras. "Gue udah bilang sama Lo, jangan ganggu Naira" desis nya pelan.

Angel menelan ludah kasar mendengar suara itu.

"Tapi sekarang, lo bikin dia malu di depan umum" sambung Revan, baru kali ini dia berbicara panjang kali lebar, dan itu demi Naira.

"Maksud kamu apa sih?" Tanya Angel dengan nada di imut-imut kan, amit-amit yang ada Ngel!

Revan berdecih pelan mendengar penuturan gadis di depannya itu, dia semakin mengeraskan cengkraman nya, dan dengan kasar nya, Revan melepas cengkraman itu. Hingga membuat Angel terhuyung ke belakang.

Revan mundur selangkah, dia meremas kuat kertas di tangannya itu, kertas yang telah membuat gadis nya diketawain.

Revan melempar kertas yang di gumpalan tangannya itu keras, tepat mengenai muka Angel yang kayak ondel-ondel itu.

"Jangan pernah ganggu Naira, atau hidup lo ga bakal tenang" ucap Revan pelan tapi sangat menusuk.

Revan langsung keluar dari rooftop, meninggal kan Angel yang menggeram marah.

°°°

Sedangkan disana, Naira yang masih dengan wajah bingung nya memasuki kantin. Sahabatnya yang melihat dia begitu, menyergit bingung.

"Kenapa lo?" Tanya Gwen setelah Naira duduk di sampingnya.

Naira menoleh tepat ke arah Gwen, "aneh" hanya kata itu terucap dari bibir Naira.

"Siapa yang aneh?" Tanya Aluna yang dari tadi menyimak.

"Kak Angel sama kak Revan"

"Kak Angel apa-apain Lo lagi?" Tanya Gwen dengan muka yang khawatir.

"Bukan, tadi kak Angel tiba-tiba baik, terus pas aku lewat, banyak siswa lain yang ketawa, terus kak Revan nepuk punggung aku. Dan dia cuma bilang maaf aja, kan aneh" ucap Naira dengan menggebu-gebu.

"Pasti itu ada apa-apa, ga mungkin kan kak Angel itu tiba-tiba baik" ucap Aluna

"Yang ada tuh, tiba-tiba cinta datang kepadaku....saat aku sedang mencari cinta" ujar Gwen dengan bernyanyi

"Gila" desis Keysha yang dari tadi mendengar kan cerita mereka.

"Yaudah lah lupain aja, kan aku juga gapapa" ucap Naira dan dibalas anggukan oleh ketiga nya.

"Ehh makanan aku mana?"

"Itu" Aluna menunjuk semangkuk mie ayam.

Suasana kantin tiba-tiba riuh karna kedatangan anggota inti geng Vanostra, siapa lagi kalo bukan Revan, Angga, Reza, Rezi dan Septi.

Kelimanya berjalan menuju meja Naira dan temen-temennya.

"Hai neng cantik" sapa Septi melambaikan tangannya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" sindir Naira pelan.

Mereka semua tertawa mendengar itu, sedangkan Septi menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

Kelimanya kini bergabung di meja Naira, membuat para siswi lainnya berteriak tertahan.

"Ehh ini Naira yah? Yang anak baru itu? Kenalin gue Rezi" Tanya Rezi tersenyum ramah.

"Iya kak, aku Naira"

"Panggil gue Septi, orang paling ganteng di sekolah ini" ujar nya bangga.

"Antonim nya iya" celetuk Reza membuat semuanya tertawa.

"Gue Angga"

"Gue Reza" Reza yang melihat mulut Naira akan terbuka lagi, "gue bukan kembaran Rezi kok, nama aja yang hampir sama".

"Kok tau? Padahal aku belum nanya" ucapnya dengan wajah bingung.

'lucu' batin seseorang.

"Ih dedek Nai kok emesh banget sih" ujar Septi yang ingin mencubit pipi Naira. Dan dengan gerakan cepat, Revan langsung menepis tangan itu, dan menatap Septi tajam. Septi yang ditatap begitu meneguk ludahnya kasar.

"Maap bos" ucapnya menyengir.

"Sep, pesen sana" suruh Angga yang dari tadi diam.

Tanpa menjawab apapun, Septi menarik tangan Reza untuk ikut dengannya, "ehh ehh ngapain Lo tarik-tarik gue"

"Lo ikut gue dong, masa gue bawa sendiri sih" ucap Septi santai.

"Ya ga usah tarik-tarik juga dong, gue masih mau di gandeng cewe" kesal Reza.

"Gue juga ga mau gandeng Lo" balas Septi dengan watados nya.

"LAH INI TANGAN LU MEGANG GUE BE*O" ucap Reza berteriak, habis kesabaran nya sekarang.

"Ekhem" dehaman itu terdengar dari mulut Revan, Reza dan Septi yang mendengar itu dengan cepatnya pergi untuk memesan makanan. Drama yang bagus, kelakuan absurd mereka membuat semuanya tertawa.

VANRA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang