EPILOG

1.5K 64 10
                                    

Assalamu'alaikum semuanya?

Bagaimana kabarnya?

Aku datang lagi nih, jangan lupa Vote komen dan follow aku

Happy reading 💕

|

|

|

|



       Sudah sebulan lamanya Revan pergi menyusul Septi. Duka yang mereka rasakan belum sepenuhnya berkurang. Bahkan kata ikhlas hanya terucap di bibir. Sampai sekarang mereka belum bisa mengikhlaskan kepergian Revan dan Septi yang hampir bersamaan.

Hari ini adalah hari dimana mereka merayakan kelulusan dan tentunya tanpa Revan dan Septi. Karna nyatanya, Septi dan Revan memilih pergi sebelum kisahnya selesai

Rencana yang mereka susun sebelum kelulusan terpaksa kandas karna kejadian yang tidak pernah terpikirkan. Rezi yang akan satu universitas dengan Septi, hanya menjadi wacana.
Pernikahan Naira dan Revan yang sudah dirancang dan direncanakan sedemikian rupa, harus batal karna sang pria lebih memilih berjodoh dengan maut

Manusia hanya bisa merencanakan dan Allah yang akan menentukan.

Tak ada yang istimewa di hari ini, mereka merayakan kelulusan dengan duka dan air mata.

Murid yang begitu banyak prestasi dan berperan penting dalam kehidupan mereka telah pergi. Tuhan menjemput keduanya dalam jangka waktu begitu cepat

Lalu perpisahan diiringi musik mengalun begitu indah. Ini benar-benar yang dinamakan perpisahan. Perpisahan untuk selama-lamanya

Semua murid kelas dua belas SMA 1 AIRLANGGA hadir dengan rasa haru karena telah menyelesaikan pendidikan mereka. Terkecuali Reza, Rezi dan Angga. Kesedihan masih melingkupi ketiganya, kehilangan sahabat bukanlah hal yang mudah.

Apalagi sekaligus kehilangan dua sahabat yang amat sangat penting bagi mereka. Tak ada senyuman manis yang terpajang di bibir mereka, hanya senyuman getir dan penuh sendu.

Tak hanya mereka, bahkan Naira saja tak dapat tersenyum seperti biasanya. Kehilangan calon imam yang ia nantikan, membuat ia sedikit tertutup

Hari ini, mereka semua akan merayakan kelulusan dengan kehilangan dua personil yang hebat. Revano Putra William dan Septi Abimanyu Wibowo

Rangkaian acara perpisahan tetap dijalankan walaupun rasanya hambar. Bahkan, William selaku pemilik sekolah pun ikut memberikan sambutan untuk teman-teman anaknya yang sudah lulus. Meskipun Revan dan Septi tidak bisa mengikuti acara ini

"Harusnya kak Revan hari ini lulus. Dan Minggu depan kita nikah" ujar Naira memandang sendu pemandangan di depannya dengan mata yang kosong

"Nai, jangan gini terus. Kak Revan pasti sedih liat lo begini" tegur Aluna merangkul bahu Naira

Naira tidak menangis, tidak ada air mata yang mengalir. Hanya pandangan kosong dan tubuh yang lesu.

Rangkaian acara hampir selesai, hingga akhirnya sampai di acara dimana seluruh murid dipanggil satu persatu menaiki pentas untuk menerima rapot dan mendali. Mereka melakukan acara wisuda.

Semuanya menunduk lesu, nama Revan dan Septi sepertinya akan dilewatkan. 

Satu per satu nama dipanggil, hingga akhirnya

"REVANO PUTRA WILLIAM"

Nama Revan terdengar terpanggil, sontak membuat semuanya terkejut.

Pandangan mereka semua  beralih ke depan, dimana Reza sedang memegang foto Revan ukuran besar yang memakai baju sekolah naik ke pentas. Ia mewakili Revan, seolah-olah Revan masih berada di sisi mereka.

VANRA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang