Prolog

9.7K 468 42
                                    

"Jadi kau akan menikah lagi?" Kekeh pria berlesung pipi.

"Itu bagus, dia tidak akan menduda lagi." Ujar pria bermata sipit dengan tertawa.

"Kau akan lebih senang jika tahu siapa calon istrinya A." Pria yang paling muda menepuk dengan semangat pundak sahabatnya.

"Siapa memang?"

"Ardelia Dominique." Pria itu menyeringai saat melihat reaksi terkejut para sahabatnya.

"Fuck? Cinta lama bersemi kembali huh?" Seru pria yang paling tua disana.

"Wah Archie pasti akan ikut pindah ke Las Vegas jika Delia menikah dengan bajingan ini." Ujar pria bermata sipit dengan bahagia.

"Itu pilihan yang tepat. Kau dulu menikahi wanita ular, dia juga berasal dari rakyat biasa. Dibandingkan dengan Delia? Hei dia keturunan asli dari kaisar bangsawan, sangat jauh dan beda kasta." Ucap pria tampan lainnya dengan julid.

"Hars saja yang bodoh, membuang berlian demi batu kerikil." Pria berkulit pucat itu melirik sinis topik utama mereka.

"Aku rasa matamu sedikit katarak, Delia lebih cantik dari Angelina. Lalu apa yang kau lihat dari wanita itu?" Alis pria tampan itu berkerut heran.

"Angelina wanita super, segala hal bisa ia lakukan. Dia sangat pandai mengendarai pesawat tempur, bahkan semua ilmu bela diri ia kuasai." Seringai pria bermata sipit itu.

"Sedangkan Ardelia... Punya keturunan langsung dari kaisar bangsawan membuatnya hidup seperti tuan putri, memakai dress mewah setiap saat tanpa bisa memakai baju biasa." Kekeh pria paling muda.

"Delia hidup dengan ribuan perlindungan, tidak seperti Angelina yang harus berkerja keras hingga bisa menjadi leader angel." Lanjut pria berkulit pucat.

"Tapi aku lebih suka Delia, dia tipe manusia yang tidak bermuka dua. Jika suka ya suka, jika tidak ya tidak." Cibir pria paling tua.

"Aku menikahinya karena mami, jika tidak aku lebih baik menduda seumur hidup."

Para sahabatnya langsung memicingkan matanya curiga.

"Kau menikahinya bukan karena merasa bersalah atas kejadian satu tahun lalu, bukan?"

Pria bermata elang itu hanya mengangkat bahunya acuh sebelum memilih beranjak pergi dari sana.

"Hei mau kemana kau, bastard?!"

-Mr Otoriter-

MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang