Suara tangisan bayi membuat Delia membuka matanya. Dengan tergesa-gesa ia melepaskan pelukan dari pria di belakangnya dan segera berjalan menghampiri box bayi di kamar luas itu.
Delia tersenyum kecil saat melihat wajah merah dari Vincent, putranya terlihat begitu kelaparan. Bayi berusia empat minggu itu langsung berhenti menangis saat sudah mendapatkannya sumber makanannya.
Delia menyandarkan punggungnya sembari menimang dengan sayang putranya. Mata cantiknya melirik sang suami yang masih tertidur, pria itu bahkan baru saja pulang bekerja jadi ia tidak ingin mengganggunya.
Hubungannya dan Hars selama empat minggu ini tidak ada perubahan. Pria itu mungkin berusaha semakin mendekatkan diri padanya, namun Delia saja yang semakin menjauh.
Rasanya Delia belum sanggup untuk menjalani kehidupan seperti biasa bersama suaminya itu. Seakan ada dinding penghalang diantara mereka.
"Vin bangun?"
Suara serak itu membuat lamunan Delia buyar. Wanita yang masih sibuk menyusui itu menoleh pada pria yang berjalan mendekatinya.
"Kau baru saja pulang, tidurlah." ia sangat malas berbicara dengan Hars, jadi dia tidak ingin pria itu menemaninya.
"Aku hanya ingin menemanimu, aku tidak ingin dicap sebagai pria yang hanya mau membuatnya saja dan tidak mau bertanggung jawab." Hars duduk di samping sang istri.
Delia memilih untuk mengabaikan Hars dan fokus menatap putranya yang terlihat mulai mengantuk kembali. Ia menepuk-nepuk lembut pantat Vincent agar bayi tampan itu cepat tertidur.
Tak beberapa lama, Vincent tertidur dan bibir merahnya mulai meninggalkan puting ibunya. Saat tahu putranya sudah tidur kembali, Hars segera berdiri dan menggendongnya. Ia berjalan dengan pelan menuju box bayi, kemudian menidurkan Vincent dengan hati-hati.
Setelah memastikan Vincent tidak akan merengek lagi, Hars kembali duduk di samping Delia. Pria itu menatap lekat sang istri yang duduk bersandar pada sandaran sofa.
Delia menatap cincin berlian yang tersemat indah di jari manisnya, ia mengusap pelan permata yang berada ditengahnya. Saat mengingat sesuatu, kepalanya langsung menoleh pada pria yang sedari tadi mengamatinya.
"Boleh aku bertanya?"
"Katakan."
Delia terdiam untuk berpikir, lalu berdeham pelan. "Dimana Nadine sekarang?" Tanya wanita itu dengan ragu.
Tidak ada ekspresi apapun di wajah Hars, hanya ada ekspresi datar saja. "Yola membawanya." Jawabnya dengan singkat.
Kening Delia langsung berkerut heran, "Kenapa? Yola tidak mengatakan apapun padaku."
"Aku bahkan belum bertemu dengannya setelah dia dibawa pergi anak buahku." Ia sebenarnya ingin memberikan pelajaran langsung pada wanita itu, tapi Harvey meminta agar Yola saja yang membawanya.
Hars mengizinkan Yola membawa Nadine agar wanita itu tidak ikut campur dengan masalahnya dan Delia. Ia ingin menyelesaikannya hanya berdua dengan Delia tanpa ada orang ketiga.
"Sampai kapan hubungan kita terus seperti ini?"
"Jika kau mencintaiku mungkin tidak akan serumit ini."
Hars melipat tangannya di depan dada, mata elangnya menatap Delia dengan pandangan aneh. "Seharusnya kau membantuku untuk cepat mencintaimu, bukan malah menjauhiku."
Delia tersenyum masam, "Hampir satu tahun kita bersama, tapi kau belum juga mencintaiku. Itu bukan salahku, tapi salahmu." Delia beranjak berdiri. Namun belum juga melangkahkan kaki, Hars menarik tangannya hingga ia terjatuh di pangkuannya pria itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/291085579-288-k114737.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MR OTORITER 1: His Past
RomansaB The Series- Benedict 2 Harsha Benedict & Ardelia Dominique Ardelia Dominique adalah seorang fashion designer cantik yang tumbuh di keluarga bangsawan kaya raya. Setelah ditinggal oleh sang kekasih, Delia terpaksa harus menikah dengan mantan tunan...