Chapter 2

4.4K 405 279
                                    

Mobil Bugatti hitam milik Hars berhenti dengan sempurna di basmant VVIP sebuah apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Bugatti hitam milik Hars berhenti dengan sempurna di basmant VVIP sebuah apartemen.

"Ayo turun." Ajaknya pada wanita cantik yang minggu depan akan ia nikahi.

Mereka berjalan beriringan dan masuk ke dalam lift. Setelah menekan tombol delapan puluh, lift tertutup dan langsung membawa tubuh keduanya naik.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya lift terbuka, mereka melangkahkan kaki untuk menyusuri lantai delapan puluh itu.

"Disini hanya ada dua apartemen, satu milik kita dan satunya lagi milik Harvey." Jelasnya sembari membuka pintu apartemen.

"Harvey sering ke sini?"

Hars hanya diam saja dan tetap berjalan menuju dapur, Delia menatap jengah pria itu namun memilih mengikuti langkah kaki Hars.

"Kau tidak-"

"Tidak." Potong Hars dengan cepat.

"Memang kau tahu apa yang ingin aku tanyakan?" Gerutu wanita cantik itu.

"Apa aku pernah membawa pelacur ke mari atau tidak."

Delia menatap heran pria di depannya, apa Hars bisa membaca pikiran seseorang?

"Jika sudah, ayo berkeliling. Aku tidak mau mendengar keluhan apapun setelah ini." Hars melepaskan jasnya dan menggulung lengan kemejanya hingga siku.

Delia meletakkan gelasnya pada meja dan beranjak mengikuti langkah Hars.

"Aku meminta Archie merubah apartemen ini, jadi hanya ada satu kamar tidur agar tidak ada orang yang menginap di sini." Ucap Hars membuka pintu kamar.

Wanita cantik itu mengangguk-anggukan kepalanya, tidak salah ia meminta Archie dan Odette untuk ikut campur dalam penataan apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita cantik itu mengangguk-anggukan kepalanya, tidak salah ia meminta Archie dan Odette untuk ikut campur dalam penataan apartemennya.

"Ini ruang apa?" Tanyanya, menatap ruangan di sebelah kamar.

"Kenapa tidak kau buka saja."

Delia segera membuka ruangan itu, ternyata itu adalah ruang kerjanya. Ia tersenyum cantik menatap desain dan interior yang melekat di sana.

MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang