Chapter 35

3.8K 315 236
                                    

Mata cantiknya terbuka saat silau matahari menyapanya melalui cela korden. Delia melenguh pelan, alisnya langsung berkerut heran saat tidak mendapati sang suami di sampingnya.

Delia terduduk, matanya berganti menatap box bayi milik Vincent. Namun putranya juga tidak ada di tempatnya.

Dengan rasa penasaran, Delia menampakkan kakinya di lantai marmer kamar. Ia memilih berjalan keluar untuk mencari suami dan putranya.

Ia menyusuri setiap sudut mansion. Senyuman langsung terbit dibibirnya saat mendengar suara cekikikan dari arah kolam renang. Ia mempercepat langkahnya, saat diambang pintu, Delia bisa melihat Vincent duduk di bouncer dan Hars sedang berenang.

Delia menyandarkan sebelah bahunya pada dinding sembari melipat kedua tangannya. Ia tersenyum saat Hars sesekali menggoda Vincent hingga membuat bayi gembul itu tertawa senang.

Mata bulat Vincent tak sengaja menangkap sang ibu, bayi berusia empat bulan itu langsung berteriak. "Mam mam mam uuuu."

Hars menoleh dan mendapati Delia berjalan mendekat. "Mam mam uugh." Vincent bertepuk tangan senang saat tubuh gembulnya digendong oleh Delia.

"Apa Renata sudah mengantarkan gaunku dan tuxedomu, Hars?" Tanya Delia seraya mulai menyusui Vincent.

"Sudah." Jawab Hars dengan singkat, pria itu memilih menyudahi acara berenangnya.

"Kau yakin tidak ingin mengajak Vin?" Delia menatap suaminya yang sedang membalutkan bathrobe pada tubuh kekarnya.

"Nanti bukan hanya resepsi pernikahan Jack dan Sona saja, tapi juga perayaan untuk kerajaan bisnis Russell. Kita akan pulang malam, lagipula ada mami dan mommy disini." Hars mendaratkan tubuhnya pada kursi di sebelah Delia.

"Aku akan memompa asi lebih banyak nanti, Vincent sering kelaparan." Delia mengusap lembut rambut tebal putranya.

"Terlalu banyak minum susu jadi gendut." Hars menekan-nekan perut bulat Vincent.

"Itu namanya sehat!" Dengus Delia tidak terima.

Vincent melepaskan puting ibunya, ia menatap sang ayah dan merentangkan kedua tangannya, meminta digendong. Hal itu membuat Hars segera mengangkat tubuh sang putra.

"Dasar gendut." Hars menciumi perut Vincent hingga membuat bayi gembul itu tertawa senang.

"Di di di aaaa." Bayi tampan itu menepuk-nepuk rambut sang ayah yang masih basah.

"Ckk rambutmu basah, nanti Vin flu." Decak Delia sembari duduk di belakang Hars, wanita itu mengambil handuk dan mulai mengeringkan rambut suaminya.

Selama tiga bulan ini, bisa dibilang hubungan mereka mulai membaik. Mereka mengurus Vincent bersama-sama, mereka juga tidak canggung lagi untuk melakukan banyak hal.

Mungkin yang tidak mereka lakukan hanya sex. Iya, mereka belum melakukannya lagi. Meski kadang merasa kasihan pada Hars, tapi Delia memang belum mau melakukannya. Hars mengerti, pria itu juga tidak pernah menyinggung tentang hal itu.

Keduanya menoleh saat Asa berjalan mendekat, "Maaf, tuan, nyonya. Sarapan sudah siap." Ujar kepala maid itu.

"Bawa saja ke mari, kami akan makan disini." Ujar Delia saat merasa Hars tidak ingin beranjak dari sana.

"Baik, nyonya." Asa segera beranjak pergi dari sana.

"Kau belum mandi?" Tanya Delia setelah selesai mengeringkan rambut suaminya.

"Kenapa? Kau ingin mandi bersama?" Hars menatap Delia dengan tahapan mesum.

Delia hanya memutar bola matanya malas, ia mengambil Vincent dan mendudukan kembali putranya di bouncer. Tak lupa, ia memberikan mainan agar Vincent tidak merengek dan menganggu sarapan mereka.

MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang