Chapter 22

3.4K 316 92
                                    

Setelah Aaron mengetahui kesalahannya, ia merasa telah menjadi pria paling bodoh yang pernah ada. Bagaimana mungkin ia melupakan hal seperti itu?

Pantas saja Archie sangat membencinya, wanita bermata kucing itu pasti melihatnya dan wanita lain sedang... Ah sudahlah! Memikirkan hal itu membuatnya ingin mencekik Mars, lihat saja ia akan membuat perhitungan pada pria bermarga Matteo itu.

Tapi sekarang yang terpenting, ia harus memperbaiki hubungannya dengan Archie.

Aaron memejamkan matanya sejenak, ia menghela napas sebelum berjalan mendekati wanita yang berdiri memunggunginya.

"Aku tidak punya banyak waktu! Jadi cepat katakan hal yang ingin kau katakan!" Dengus Archie.

"Maaf..."

Saat mendengar suara lirih itu Archie langsung menghela napas dengan kasar. Sebenarnya ia sudah tidak ingin membahas apapun mengenai hubungannya dengan pria di sampingnya itu. Ia terlalu sakit hati, terlebih Archie melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Aaron sedang bercumbu dengan wanita lain.

Archie memang menyukai Aaron, sejak perjodohan mereka direncanakan pria itu mulai membalas cintanya. Ia dan Aaron sering menghabiskan waktu bersama, usia yang terlampau jauh membuat pria itu begitu pengertian padanya.

Aaron juga tidak pernah meminta apapun, mungkin yang bisa Archie berikan hanya ciuman. Ia terlalu takut untuk melakukan sex karena usaianya yang masih begitu muda.

Semua kepercayaan Archie berikan pada Aaron. Hingga waktu kelulusan tiba. Mereka berlibur bersama ke Belgia dan menghadiri pesta milik Black Swan.

Archie berpikir untuk menyerahkan tubuhnya hari itu pada Aaron, namun kenyataan yang menghantamnya membuat Archie mengubur impian untuk bersanding bersama pria yang ia cintai.

Sejak saat itu, Archie mulai menjauhi Aaron. Ia juga mengatakan kepada keluarganya untuk membatalkan perjodohan. Namun Aaron tetap bersikeras untuk melanjutkan hal itu.

Saat acara prom night, Archie yang merasa sangat bersedih menjadi banyak minum di sana. Hal itu membuatnya kehilangan akal hingga melakukan hal baik bersama Aaron.

Namun Archie selalu menganggap itu sebagai kesalahan, kesalahan terbesar dalam hidupnya!

"Lupakan saja."

Aaron mengusap wajahnya dengan kasar, ia menoleh pada wanita di sampingnya. Wanita itu terlihat tenang, tidak ada emosi apapun di wajahnya.

"Aku benar-benar minta maaf, Ar. Sungguh saat itu aku dimabukan dengan..." Aaron terdiam seakan binggung mau berkata apa.

"Dengan cumbuan wanita itu, iya bukan?" Kekeh Archie tanpa mau memandang Aaron.

"Aku-"

Archie menoleh pada Aaron, "Sudahlah, A. Lupakan semua itu, ayo berteman saja." Ia bisa melihat mata pria itu berkaca-kaca.

"Teman hidup, ayo menjadi teman hidupku." Ujar Aaron dengan harap.

Archie langsung menggelengkan kepalanya, "Maaf, A. Aku tidak bisa." Ia melepaskan genggaman Aaron dan langsung beranjak pergi dari rooftop hotel itu.

"Ar... Ar..." Panggilan Aaron seakan tertiup angin, Archie tetap melangkah tanpa menyahuti atau menoleh padanya.

Pria itu bergegas untuk menyusul Archie, saat melewati ballroom ia dihadang teman-temannya.

"Minggir brengsek!" Ujarnya dengan emosi, Darrell dan Gera memegang lengan pria itu agar tidak membuat keributan di acara resepsi Andrev.

Harvey mendekati Aaron dan mengusap pelan pucak kepala pria itu, "Calm yourself." Bisik pria itu pada Aaron.

MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang