Chapter 8

4.1K 351 193
                                    

"Aku dengar kau baru saja meledakkan kapal pesiarmu." Kekeh Delia pada seseorang yang sedang bertukar kabar dengannya melalui panggilan telepon.

Delia tertawa renyah saat mendengar jawaban dari sahabatnya itu, "Kapan kau main ke Las Vegas Yo? Kau bahkan tidak mengirimkan hadiah untuk pernikahanku, dasar miskin."

"Jalang sialan." Umpatnya dengan kesal, mata cantiknya menatap Hars yang baru saja keluar dari walk-in closet. "Kita bicara lagi nanti, aku akan pergi keluar. Bye bitch!"

Delia beranjak berdiri dan membalutkan coat di tubuhnya, setelah pergumulan mereka sejak pagi akhirnya Hars mengajaknya untuk pergi keluar. Meski tubuhnya begitu letih, Delia tetap ingin menghirup udara segar di luar.

"Ayo!" Hars dan Delia berjalan bergandengan keluar dari president suit room.

"Kau ingin ke mana? Aku rasa di kamar lebih baik." Decak Hars, ia bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu untuk hal seperti ini.

Delia hanya melirik sinis suaminya, "Aku sudah menuruti semua keinginanmu, jadi sekarang kau yang harus menuruti keinginanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Delia hanya melirik sinis suaminya, "Aku sudah menuruti semua keinginanmu, jadi sekarang kau yang harus menuruti keinginanku."

Mereka berkeliling di Rialto Bridge, menikmati indahnya kota Venesia di malam hari. Suasana jembatan yang menghubungkan antara Kota San Marco dan San Polo itu terlihat ramai dengan pejalan kaki.

Setelah menerima coffe panasnya, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Udara di sana terbilang cukup dingin hingga membuat Delia semakin merapatkan tubuhnya pada Hars.

"Dingin sekali." Gumam wanita cantik itu.

Hars menarik istrinya untuk masuk ke salah satu caffe di pinggir kanal besar Venesia, mereka duduk di depan kaca yang memperlihatkan kepadatan pengunjung di Rialto Bridge.

"Aku ingin zuppa toscana, roti baguette dan avocado milk."

"Americano."

Delia menatap suaminya dengan tanya, "Hanya itu?" Hars menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Pelayan itu segera beranjak pergi setelah mencatat pesanan mereka.

"Kita akan pulang besok?"

"Hmm."

Delia mengangguk-angguk, mereka berada di sana sudah seminggu. Tapi ini baru kedua kalinya mereka keluar dari kamar, selebihnya mereka menghabiskan waktu di kamar.

Meski masih ingin di Venesia, Delia juga sadar mereka memang harus pulang. Beberapa hari lagi saudara kembar suaminya akan bertunangan, terlebih pakaian yang akan Harvey dan Sofia kenakan adalah rancangannya.

Beberapa menit kemudian makanan mereka sampai, Delia menikmati makanannya dengan tenang. Sedangkan Hars sibuk dengan ponsel di tangannya.

"Kau memblock nomor Nadine?" Hars mengangkat sebelah alisnya, menatap dengan heran wanita di depannya.

MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang