Chapter 17

3.7K 346 124
                                    

Senyuman terbit di wajah cantiknya, ia menghidu aroma yang keluar dari bunga-bunga cantik itu.

"Menjijikan sekali." Cibir Archie menatap jengah wanita di depannya.

"Kakak iri?"

Archie langsung menjitak kepala adiknya, "Untuk apa aku iri." Gerutunya.

Tatjana tidak memperdulikan kakak beradik itu, ia sibuk membaca surat dan memandangi bouquet bunga yang Andrev kirimkan.

Ia memang belum memaafkan Andrev, meski keluarga besar pria itu sudah datang dan berniat melamarnya. Sekarangpun Tatjana tinggal bersama Archie dan Odette di apartemen Dominique bersaudara itu.

"Masa pendekatan memang sangat menyenangkan." Gumamnya.

"Setelah menjadi milik kita terasa membosankan." Balas Odette.

"Kau bosan dengan Shawn?" Archie mengangkat sebelah alisnya.

"Jangan sembarangan kak!" Pekik Odette tidak terima, "Aku hanya mengulang perkataan teman-temanku dulu." Gerutunya.

Archie hanya memutar bola matanya, ia berganti menatap serius sahabatnya. "Kapan kau memaafkan Andrev?" Tanyanya dengan penasaran.

"Setelah Delia hamil." Jawab Tatjana asal-asalan. "Oh iya bagaimana kabarnya?" Tanyanya saat mengingat salah satu sahabatnya yang sudah dua minggu ini pergi menghilang.

"Aku terakhir kali berbicara dengannya tiga hari lalu, Hars menyita ponselnya jadi kita hanya bisa menghubungi Delia lewat pria psikopat itu." Ujar Archie sembari mengoleskan selai pada rotinya.

"Mereka sama saja." Dengus Odette.

Hars terdiam, "Telingaku terasa panas, pasti ada anak iblis yang sedang membicarakanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hars terdiam, "Telingaku terasa panas, pasti ada anak iblis yang sedang membicarakanku."

Pria tampan itu menyudahi olahraganya, ia mengambil botol minum dan menegak minumannya hingga tandas.

Mata elangnya mencari-cari keberadaan sang istri. Setelah berkeliling mencari Delia, ia tidak mendapati wanita itu di lantai satu. Hingga Hars memutuskan untuk naik ke lantai dua.

"De... Delia." Alis tebalnya berkerut heran, "Apa dia masih tidur?" Hars mempercepat langkahnya menuju kamar.

Baru saja ia membuka pintu, suara isakan kecil menyambut pendengarannya. Hal itu semakin membuat Hars binggung, dengan cepat ia mendekati ranjang untuk melihat keadaan istrinya.

"Ada apa De?" Tanyanya mengusap lembut rambut wanita yang sedang meringkuk di bawah selimut itu.

"Hiks sakit Hars hiks." Rintih Delia.

Hars membalikan tubuh istrinya hingga terlentang, ia dapat melihat keringat dingin membasahi dahi wanita itu. Wajahnya juga terlihat begitu pucat dengan air mata yang sudah berhamburan kemana-mana.

"Apa yang sakit?" Tanya pria itu dengan binggung.

"Hiks perutku sakit Hars."

Hars beranjak berdiri, "Hiks mau kemana?" Tanya Delia menggengam tangan suaminya, ia sedang tidak ingin ditinggal.

MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang