Chapter 39

3.2K 318 124
                                    

Suara jarum jam yang berdetak mengisi keheningan di sebuah kamar mewah. Lampu masih menyala terang, seakan sedang menemani seorang yang berdiri dengan gelisah di balkon.

Mata cantiknya tak bosan-bosan mengamati gerbang, berharap orang yang ia tunggu-tunggu kedatangannya segera terlihat.

Delia mengusap pelan lengannya yang terasa dingin, perasaannya menjadi tidak tenang. Hars bahkan tidak menghubunginya sama sekali sejak pagi, apa suaminya itu masih marah?

Delia memejamkan matanya, ia jadi merasa bersalah pada Hars. Seharusnya ia bertanya dulu, bukan malah membatalkan semua jadwal pria itu. Ia akan meminta maaf setelah ini.

Tangannya bergerak untuk menghubungi ponsel suaminya, namun tidak ada jawaban sama sekali. Ini sudah kelewat tengah malam, namun pria itu belum pulang juga.

Ia mengangkat pandangannya saat melihat sebuah mobil baru saja masuk ke dalam halaman mansion. Hal itu membuat Delia segera beranjak dari sana.

"Nanny tolong jaga Vin, aku akan menemui suamiku dulu."

"Baik, nyonya."

Delia mengusap lembut pipi putranya sebelum beranjak keluar dari kamar Vincent. Ia berjalan dengan tergesa-gesa menuruni tangga, hingga pintu utama mansion terbuka.

Senyuman di bibirnya langsung memudar, wajah cerianya berubah menjadi pucat. "Hars? Ada apa denganmu?" Tanyanya sembari berlari mendekati suaminya.

Pria itu terlihat bertelanjang dada dengan perban yang membalut tubuhnya serta banyak bekas perkelahian di wajahnya.

"Apa yang terjadi?" Pekik Delia dengan histeris.

"Feliz cumpleaños, mi amor." Ujar Hars sembari mengamati wajah cantik istrinya yang sudah berhamburan air mata. (Selamat ulang tahun, cintaku.)

"A-apa?"

Hars tersenyum, "Hari ini kau berulang tahun, maaf aku terlambat mengucapkannya."

Tangisan Delia semakin pecah mendengarnya, "Diam! Itu tidak penting!" Bagaimana bisa pria itu malah memikirkan ulang tahunnya disaat keadaannya seperti itu.

"Ckk kenapa masih disini? Aku perlu memeriksanya lagi."

Delia menoleh dan mendapati banyak orang masuk ke dalam mansion. Bau anyir langsung memenuhi indra penciumannya.

"Kau bisa berjalan sendiri atau perlu aku gendong?" Ejek Harvey pada kakak kembarnya.

"Diam kau brengsek." Desis Hars menatap kesal kembarannya itu.

Delia membantu suaminya untuk berjalan menuju kamar mereka. Setelah sampai di sana, dengan hati-hati Hars duduk bersandar pada kepala ranjang.

Yola langsung duduk di tepi ranjang dan mulai memeriksa suami dari sahabatnya itu. "Aku rasa dia tidak apa-apa, mungkin hanya perlu beristirahat seminggu lebih. Jadi berhentilah menangis." Ia menatap malas Delia.

Delia mengabaikan Yola, "Sebenarnya apa yang terjadi pada Hars?"

Mereka saling berpandangan, lalu menghela napas pelan.

Beberapa jam sebelumnya.

"Oh shit! Kau curang sialan." Shawn melemparkan segenggam kacang polong pada Aaron dan Mars.

"Brengsek! Kau yang tidak bisa bermain tapi menyalahkan orang lain." Umpat Aaron tidak terima.

"Luciano sialan!" Mars melemparkan segerombol buah anggur pada Shawn.

"Diamlah kalian." Ujar Gera mengamti laptopnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang