Chapter 31

3.3K 324 126
                                    

"Kau akan menyelamatkannya bukan?" Hars mencengkram kedua bahu Yola dengan cemas.

Yola langsung menyentakkan kedua tangan pria itu dengan kasar, "Aku akan meleyapkanmu jika terjadi sesuatu padanya." Bisik dokter cantik itu sebelum masuk ke dalam ruang operasi.

Tekanan darah yang tinggi serta air ketuban yang keluar sudah terlalu banyak, tidak memungkinkan bagi Delia untuk melahirkan secara normal.

Saat lampu di ruang operasi menyala, wajah tegang semua orang terlihat begitu jelas. Terlebih isakan dari Scarlett dan Carol tak kunjung berhenti sejak tadi.

Tubuh Hars merosot jatuh dilantai, ia bersandar lemas pada dinding di belakang tubuhnya. Ia berharap Delia mau mendengarkan penjelasannya setelah ini, terlebih jika wanita itu mau mengerti.

Suara sepatu yang membentur marmer lantai membuat semua orang menoleh, beberapa orang datang menghampiri mereka.

"Apa yang terjadi?" Tanya Archie dengan panik.

"Dia tidak apa-apa bukan?" Nada kecemasan tidak bisa Odette sembunyikan.

"Dia sedang dioperasi." Jawab Megan tak kalah cemas juga.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Harvey menatap semua orang dengan binggung. Mata tajamnya menatap para orang tua yang sedang menangis, ia berganti menatap kakak kembarnya yang terduduk di lantai.

"Ada apa?" Harvey berjongkok di depan Hars. Ia memang belum tahu apapun, Yola tiba-tiba meninggalkannya di apartemen saat ia sedang tidur. Harvey bahkan belum membuka ponselnya, Yola hanya meninggalkan pesan agar dirinya segera menyusul ke rumah sakit.

Hars mengangkat pandangannya, mata tajam yang selalu mengintimidasi berubah menjadi sendu. "Dia sudah tahu semuanya, Harv."

Semua sontak membeku mendengarnya.

"Delia... Delia tahu tentang hal itu?" Tanya Aaron seakan tidak percaya.

"Tahu apa?" Tanya para wanita muda disana dengan penasaran.

Para pria disana hanya diam saja, mereka tidak mengerti harus menjelaskan dari mana tentang permasalahan ini. Para wanita itu pasti ikut mengamuk jika tahu rahasia besar ini, terlebih Delia juga ikut terseret disini.

"Ada apa sebenarnya?" Dakota menatap tajam para pria disana.

"Kalian menyembunyikan sesuatu?" Raut wajah Tatjana berubah menjadi cemas.

"Apa yang kalian lakukan?!" Desak Sona dengan kesal.

"Jangan diam saja!" Desis Patricia saat tidak ada yang membuka suara sama sekali.

Pria bermata sipit itu berdeham pelan, "Sebaiknya kalian bawa para wanita ke penthouse, jelaskan dengan baik-baik disana." Usul Mars, ia sendiri sudah ditatap tajam oleh calon istrinya.

"Bukankah kita juga perlu bicara, Sir Matteo?" Dengus Sache berjalan mengikuti langkah para wanita yang menjauh dari sana.

"Yola bisa mengulitiku jika dia tahu." Decak Harvey.

Setelah kepergian para pasangan itu, Harvey memilih duduk di samping Hars. Ia ingin menemani sang kakak, ia tahu niat Hars sejak awal hanya ingin Delia hidup lebih baik setelah banyak luka yang dialami wanita itu.

"Semua pasti akan baik-baik saja." Harvey merangkul pundak Hars dan menepuk-nepuknya pelan.

Harvey sangat sadar, mungkin yang akan berada dipihak Hars hanya dirinya. Semua orang sudah melarang Hars melakukan hal itu, namun pria itu tidak mau mendengarkan nasihat semua orang. Dan Harvey tentu saja akan membela sang kakak disini.

MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang