Chapter 36

3.5K 321 163
                                    

Semua wajah orang di sana terlihat begitu tegang. Mereka menunggu kelahiran cucu pertama dari keluarga Massimo dengan perasaan cemas.

Mereka merasa sangat terkejut saat tiba-tiba Andrev menggendong Tatjana keluar dari kamar dengan wajah panik. Tanpa pikir panjang mereka mengikuti pria berkulit pucat itu, termasuk sepasang suami istri yang baru saja menikah.

"Kalian istirahat saja di penthouse, kasihan kandungan kalian." Ujar nyonya Massimo pada para wanita hamil di sana. "Kalian juga istirahat saja." Wanita tua itu menoleh pada Jack dan Sona, ia merasa kasihan dengan keduanya. Mereka pasti begitu lelah seharian ini.

Para anak muda itu menurut dan beranjak untuk naik ke penthouse rumah sakit. Meninggalkan beberapa orang yang masih menunggu di depan ruang persalinan.

"Kau tidak ingin istirahat saja?" Shawn pada kekasihnya.

Odette langsung menggelengkan kepalanya, "Aku tidak akan tenang jika Tatjana belum melahirkan." Jawab Odette sembari menyandarkan kepalanya pada pundak pria itu.

"Dimana Sofia, Harv?"

Harvey mengangkat wajahnya untuk menatap sang kakak ipar, "Di hotel." Jawab pria itu dengan singkat. Ia masih merasa jengkel saat Sache dan Mars mengganggu kegiatannya bersama Yola, terlebih hal itu mengharuskan kekasihnya untuk pergi ke rumah sakit.

Suara tangisan bayi membuat semua orang tersenyum bahagia, tak beberapa lama Andrev keluar dari ruangan persalinan dan senyum kebahagiaan.

"Bagaimana keadaan anak kalian?" Tanya tuan Whitney dengan tidak sabar.

"Mereka baik-baik saja pa." Ujar Andrev menatap sang papa mertua.

"Mami sangat bahagia." Andrev dan sang ibu berpelukan. Hal ini sudah sangat dinantikan oleh keluarga Massimo.

Pintu ruang persalinan terbuka dan Yola keluar dari sana, "Tatjana dan putranya akan dipindahkan ke ruang inap. Lebih baik kalian beristirahat saja, ini sudah tengah malam. Biarkan Tatjana dan bayinya istirahat juga." Ujarnya dengan sopan.

"Baiklah, besok kami akan menemui mereka." Meski sudah tidak sabar bertemu dengan putri dan cucunya, nyonya Whitney harus bersabar dan menurut pada perkataan dokter cantik itu.

"Dan selamat untuk keluarga Massimo dan Whitney atas kelahiran cucu pertamanya."

"Terima kasih banyak, Yo." Nyonya Massimo dan nyonya Whitney memeluk Yola secara bergantian.

"Kalian juga istirahat." Ujar tuan Massimo.

Odette dan Shawn menganggukan kepalanya dan segera beranjak untuk pergi dari sana.

"Kami akan pulang." Pamit Delia.

"Selarut ini?" Pekik nyonya Massimo seakan tidak setuju.

"Meski ada mami dan mommy, Vin masih suka rewel, aunty." Balas Delia.

"Baiklah, hati-hati dijalan."

Setelah berpamitan pada semua orang, keduanya berjalan pergi dari sana menuju basemant.

*

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, Hars dan Delia akhirnya sampai di teras mansion. Delia langsung keluar dari mobil dan segera masuk ke dalam mansion besar itu.

Wanita cantik itu mempercepat langkahnya saat mendengar tangisan dari sang putra. Saat memasuki kamar Vincent, Delia bisa melihat para orang tua berusaha menenangkan bayi tampan itu.

"Mam mam hiks huaaaaaa." Tangisan Vincent semakin kencang saat melihat kehadiran sang ibu.

Delia langsung berjalan menghampiri ibu mertuanya. Wajah Vincent memerah karena menangis, bayi gembul itu bahkan sampai sesegukan.

MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang