Chapter 47

2.9K 272 10
                                    

"Katakan Hars, dimana bayi kita?" Tanya Delia dengan perasaan takut.

Hars terdiam, ia menghela napas pelan sebelum duduk di tepi ranjang pasien. Hars menggenggam tangan Delia lalu menciumnya. "Sebaiknya kau istirahat." Ucapnya.

Delia menatap Hars dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Aku membunuh mereka?"

"Kenapa berbicara begitu?"

"Kita tidak akan melihatnya lagi?."

Hars menyeka air mata yang memenuhi wajah cantik istrinya, "Kita akan memilikinya lagi nanti."

Tangisan Delia pecah seketika, ia merasa begitu bersalah karena sudah membuat kedua bayinya tidak bisa melihat dunia.

Hars langsung mendekap Delia dan menenangkan wanita itu, "Tidak apa-apa, kita bisa fokus mengurus Vin, bukan?"

Meski awalnya Delia bersedih karena hamil saat Vincent masih sangat kecil, namun Delia juga senang akan menjadi seorang ibu lagi bagi anak-anaknya bersama Hars.

"Hiks aku ibu yang jahat hiks."

Hars memberikan banyak ciuman di puncak kepala Delia, "Kau ibu terbaik di dunia ini, sayang."

"Hiks hiks a-aku membunuh mereka."

Hars melepaskan pelukannya, ia menatap wajah sendu istrinya. "Dengar, ini bukan salahmu. Kita memang sangat menyayangi si kembar, tapi tuhan lebih menyayanginya."

"Ta-" Ucapan Delia terpotong karena Hars membungkam bibirnya dengan ciuman.

Tidak ada nafsu dan tidak ada kebahagiaan di sana, yang ada hanya duka dan kesedihan.

Setelah beberapa saat, Hars melepaskan panggutannya. Ia kembali menyeka air mata Delia, lalu mengecup seluruh wajah pucat istrinya. "Aku tidak ingin mendengar apapun. Jika kau ingin menangis aku akan berikan pelukanku, tapi tolong jangan menyalahkan dirimu atas semua ini."

Delia langsung memeluk tubuh Hars dengan erat dan menangis sejadi-jadinya, menumpahkan segala kesedihan hatinya.

Hars mengusap lembut punggung Delia dan mengecup berkali-kali surai indah istrinya. Jika dia sebagai ayah saja merasa sangat sedih, apalagi Delia yang sudah mengandung selama 6 bulan ini.

Sepanjang malam hanya terdengar suara isakan tangis yang begitu menyakitkan, hingga tangisan itu berhenti menjelang pagi karena sang empu jatuh tertidur.

Hars mendekap erat tubuh Delia, ia bahkan tidak bisa tertidur karena memikirkan semua yang terjadi. Dalam sekejap semuanya berubah, sangat mudah bagi tuhan memberikannya dan Delia kepercayaan, tapi mudah juga bagi tuhan mengambilnya kembali.

Suara pintu yang terbuka membuat Hars melirik, ia mendapati keluarganya dan Delia datang ke sana. Hars langsung meletakkan jarinya di depan bibir, seolah meminta agar tidak ada yang bersuara.

Semua orang mengerti, mereka memilih untuk masuk ke ruangan lain di sana dan menunggu Hars datang.

Dengan susah payah dan berhati-hati, Hars melepaskan diri dari Delia. Ia membenarkan tubuh istrinya agar tertidur dengan nyenyak, setelah merapatkan selimut wanita itu, ia beranjak menemui keluarganya.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Carol dengan wajah merahnya, ia tak kuasa jika harus melihat putrinya bersedih.

"Dia menangis semalaman. Tapi Hars yakin Delia akan melupakan kesedihannya saat bertemu Vin." Jawab Hars mencoba menenangkan keluarganya.

Scarlett menatap seseorang yang mendatangi Delia melalui kaca di pintu, hal itu membuat semua orang ikut menatap ke arah pintu. Ternyata ada Yola yang sedang melihat keadaan Delia, wanita itu berjalan mendekati mereka dengan membawa sebuah kertas.

MR OTORITER 1: His PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang