#9

15.1K 1.2K 10
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

__________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__________________________

"Awwhhhh pelan-pelan" tegur Jeno.

"Ini juga pelan. Tahan sebentar" ucap Aletha dengan tangan yang masih fokus mengobati luka di sudut bibir cowo itu.

Keduanya saat ini sudah duduk di ruang tengah keluarga Adhijaya dengan Aletha yang sibuk mengobati luka-luka di wajah Jeno. Dengan hati-hati cewe itu memberikan obat merah menggunakan kapas pada setiap luka Jeno, seperti di pelipis, hidung, pipi, dan juga sudut bibirnya yang berhasil dilukai oleh para preman tadi.

"Lo tuh ya? Ngapain coba malah lawan mereka segala? Udah tahu lo sendirian?"

"Kenapa ngga panggil bantuan aja. Panggil kek temen-temen se geng lo itu. Mentang-mentang lo kuat, jagoan, malah ngelawan mereka sendirian. Gimana kalo mereka bawa senjata tajam tadi? Lo mungkin udah ada di rumah sakit sekarang"

"Untung cuma luka gini doang. Kalo sampe patah tulang gimana? Kalo sampe ada luka serius gimana?"

Mendengar ocehan Aletha, Jeno memilih diam. Menjawab pun percuma, cewe itu akan tetap membalas semua ucapannya. Kalau soal adu mulut memang Aletha juaranya.

Aletha sebenarnya masih merasa tidak habis pikir dengan jalan pikiran Jeno tadi. Ya walaupun terlihat keren tapi tetap saja ia dibuat ketakutan bukan main. Takut kalau sampai terjadi sesuatu sama cowo itu. Apalagi preman preman tadi memiliki badan yang kekar. Belum lagi wajahnya yang sangar mengerikan. Aletha saja sampai bergidik ngeri melihatnya.

"Tapi gue bingung, itu tadi mereka siapa sih? Lo kenal sama mereka?" tanya Aletha lagi sambil membereskan kotak obat di pangkuannya. Selesai sudah sesi mengobati Jeno sore ini.

"Ngga"

"Terus kenapa mereka ngikutin lo terus sampe kita dihadang segala? Kalo di liat, mereka kayanya punya dendam sama lo"

"Ngga tahu"

"Ohh,,, atau jangan-jangan lo pernah bikin masalah ya sama geng lo itu? Buat onar kan lo makanya sampe ada musuh kaya gitu?" tebak Aletha asal.

Cewe itu sebenarnya tidak percaya jika Eragon itu sebaik apa yang dibicarakan orang-orang.

Dimana-mana geng motor biasanya selalu buat ulah bukan? Apalagi modelan orang kaya si trio rusuh. Pasti mereka sering banget bikin rusuh juga di jalanan. Dalam otaknya geng motor itu identik dengan kekerasan dan tindakan kriminal.

Seolah mengerti dengan jalan pikiran Aletha, Jeno menyentil dahi cewe itu untuk menyadarkannya. Enak saja dia mengatakan Eragon seperti itu.

"Kita itu club motor. Bukan geng motor"

"Aahhh... Sakit tahu." keluh cewe itu dengan tangan yang kini mengusap dahinya yang terasa perih dan panas akibat sentilan Jeno yang tiba-tiba.

"Jari lo aja menyakitkan banget gini rasanya. Gimana sama tu tangan? Pantes aja tu preman tadi pada bonyok" heran Aletha sambil melihat tangan berurat Jeno dengan tatapan horor.

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang