#48

10.7K 811 57
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

__________________________________________

Bima
Gimana hadiah gue?
Suka?
Semoga mama lo tenang ya, biar lo juga bisa tenang.
Jangan lupa. Gue tunggu lo selasa malam.

.

Brakkkk!!!

Jenovan menggebrak meja di depannya kuat kuat, sampai membuat semua Eragon core yang tengah ada di sekitarnya terlonjak kaget dan menoleh ke arahnya.

"Astafirullah Jen. Lo kenapa sih? Santai napa!" tegur Haikal.

Jenovan yang mendengar itu hanya diam tak merespon. Ia malah bangkit dan berjalan menuju kotak senjata yang ada di ujung ruangan markas mereka.

Dengan gerakan kasar, Jenovan mengobrak-abrik isi kotak itu sampai menemukan benda yang ia cari. Eragon core yang melihat tindakannya lantas berubah panik lalu satu persatu mulai berjalan mendekatinya.

"Lo mau ngapain Jen? Ngapain lo ngacak-ngacak ini? Apa yang lo cari?" tanya Hendery panik. Cowo itu berusaha menghentikan sahabatnya namun tangannya langsung ditepis kasar oleh Jenovan.

Cowo itu terus mencari barang yang ia inginkan tanpa memperdulikan ocehan semua sahabatnya.

"Jen, lo bisa tenang dulu ngga sih ?" tegas Arkan. Cowo itu sudah tidak tahan dengan kelakuan Jenovan karena sahabatnya itu mencari barang dengan sangat berantakan. Semua senjata yang tidak diinginkannya dilempar begitu saja tanpa memperdulikan lagi ada orang disekitarnya yang bisa saja terkena senjata itu. Dengan kekuatannya, Arkan pun berusaha menghentikan Jenovan. Namun lagi-lagi Jenovan tak mau dihentikan sampai cowo itu tak segan untuk memukul Arkan yang berusaha menghentikannya.

"Ini anak kerasukan apa sih?" geram Haikal.

Jenovan menghentikan kegiatannya setelah menemukan benda yang sudah lama tak dipegangnya. Ia ambil benda itu dan menggenggamnya erat.

Eragon core terkejut melihat katana yang kini di pegang oleh Jenovan. Senjata yang selama ini tidak pernah lagi Jenovan sentuh. Senjata yang sangat mengerikan jika sudah dipegang oleh Jenovan. Siapapun bisa terluka. Kepala bahkan bisa putus begitu saja jika terkena sabetan benda itu. Melihat benda itu keluar lagi dari sarangnya, Eragon core menduga inilah puncak dari kesabaran seorang Jenovan.

"Jen. Jangan gegabah! Balikin benda itu!" tegas Andra.

"Ngga usah ikut campur" desis Jenovan tajam.

"Gue bilang balikin benda itu!" balas Andra tak kalah tajam.

"Ngga usah ngatur gue Ndra"

"Jadi lo bantah perintah pimpinan lo?"

Eragon core terkejut melihat ketegangan yang terjadi diantara Andra dan Jenovan. Baru kali ini mereka melihat dua orang terkuat di Eragon itu saling berselisih seperti sekarang. Aura kemarahan tercetak jelas diwajah keduanya.

"Gue ngga perlu ijin dari lo! Ini urusan gue!"

Bughhh

Andra memukul telak wajah Jenovan. Menarik kasar kerah sahabatnya itu dengan tatapan yang begitu tajam penuh amarah.

"Selama lo masih bagian dari Eragon, semua tindakan lo harus dibawah ijin gue. Jangan macem-macem Jen" peringat Andra. 

Jenovan tersenyum tipis. Ia dorong tubuh Andra menjauh sambil menatap tajam pimpinannya itu tanpa ada rasa takut sedikitpun.

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang