#4 : Mata-mata ?

16.4K 1.4K 16
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

_____________________

Setelah mendengar jawaban Jeno soal siapa Aletha tadi, anggota inti Eragon kini dilanda diam. Terutama Lucas dan Haikal. Mereka sempat ingin menggoda Aletha dan berniat untuk menggebet cewe itu, tapi mereka jadi hilang harapan karna ternyata cewe itu calon tunangan sahabat mereka sendiri.

Kini mereka semua ada di dalam markas mereka yang ada di rooftop sekolah. Ada gudang terbengkalai di atas sana yang mereka sulap menjadi tempat nongkrong sekaligus markas mereka saat di sekolah. Menjadi tempat pelarian saat jam kosong atau saat jam istirahat selain kantin yang menjadi tempat favorit mereka.

"Sumpah, gue masih ngga nyangka dia calon tunangan lo Jen. Cantik banget asli. Gue aja sampe klepek-klepek liatnya" aku Haikal.

Cowo itu terpesona sungguhan dengan kecantikan Aletha. Cewe itu benar-benar berbeda di matanya.

"Lo dijodohin?" Andra membuka suara. Cowo itu ingin memastikan dugaannya.

Semua anggota Eragon juga sudah menatap Jeno saat ini, menunggu jawaban.

"Hmm" singkat Jeno.

"Dan lo setuju?"

Jeno mengangkat bahunya acuh sambil membuang putung rokoknya asal.

"Gue ngga tahu"

Semua mengangguk paham. Itu pasti sulit buat Jeno yang memang anti dengan perempuan. Cowo itu selalu tidak mau peduli dengan adanya perempuan di hidupnya selain mamanya.

Eragon tahu betul bagaimana watak Jeno soal perempuan. Tapi sayangnya, Aletha itu berbeda. Sangat berbeda. Andra bisa langsung tahu jika cewe itu sebenarnya sangat cocok dengan Jeno walaupun baru sekali melihatnya.

"Kalo gue jadi lo gue ngga akan nolak Jen. Apalagi Aletha cantik banget. Tapi ya itu tetep ada di tangan lo. Kita sih dukung dukung aja. Selama itu buat lo seneng"

"Gue setuju sama Dery. Yang gue liat selain cantik, dia juga keliatan cewe baik-baik baik Jen. Orang tua lo ngga mungkin ngasih yang buruk buat lo kan? Apalagi ini pilihan nyokap lo."

Jeno hanya diam. Ucapan Hendery dan Yasa memang ada benarnya. Tapi ia tidak mau memikirkannya sekarang. Mengetahui fakta ia dijodohkan saja sudah membuatnya marah. Tapi ia tidak bisa menunjukkan itu. Rasa marahnya tertutupi oleh rasa Cinta yang ia punya untuk sang mama.

"Udah lah. Ngapain sih malah mikirin si manusia kulkas ini. Mending kita ke kantin, cacing gue udah kelaperan nih minta di kasih makan" ucap Lucas sambil berdiri dari duduknya.

Cowo bertubuh tinggi tegap itu langsung mengkode para sahabatnya untuk bangkit dan pergi ke kantin sekarang.

"Ye si anying. Ngerusak suasana aja lu" kesal Haikal.

Padahal suasana mereka lagi tenang dan pas buat saling merenungkan perasaan.

"Halah... Ngga pantes kita sama suasana kaya gini. Waktunya happy-happy kawan"

"Yok lah. Gue juga laper" Hendery merangkul pinggang Lucas dan mengajak cowo itu pergi dari sana.

Haikal dan Yasa pun menyusul di belakang, diikuti Arkan dan juga Andra. Sementara Jeno, ia memilih untuk berada di sana sendirian dan tidur untuk beberapa saat.

.
.
.
.

"Hai, boleh duduk di sini ngga?"

Aletha mendongak, melihat seorang cewe dengan rambut pendek yang kini tersenyum manis kepadanya.

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang