#3 : Murid Baru

18.8K 1.5K 47
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

_______________________

Hari pun berganti.

Hari ini adalah hari pertama Aletha pindah ke SMA Mandala. Ia sudah mempersiapkan diri dengan baik pagi ini. Seragam yang disetrika rapi, riasan wajah yang tipis namun sangat segar dan cantik, dan tak lupa rambut panjangnya yang ia sisir rapi dan membiarkannya tergerai indah.

Tapi semua itu seketika menjadi berantakan, karna pagi ini ia sudah dibuat ngos-ngosan karna berlari dari halte bus sampai di depan gerbang Mandala. Rambutnya menjadi sedikit berantakan dan dahinya penuh bulir keringat. Ia tidak mengira akan mengalami hal seperti itu di hari pertamanya.

Aletha langsung menyeka keringat di dahinya. Tanpa memperdulikan keadaan di sekitarnya cewe itu mendudukkan dirinya di bangku dekat gerbang dan mengipasi dirinya sendiri dengan kardus bekas yang ia pungut di bawah kakinya.

"Gila panas banget. Haus banget gue." keluhnya.

Cewe itu bisa melihat banyak mata yang melihatnya heran. Tapi ia tidak peduli, ia benar-benar merasa lelah dan haus saat ini.

"Loh neng, ngapain disini? Kok ngos-ngosan gitu? Abis ngapain?"

Aletha mendongak, melihat seorang satpam dengan badan kurus berkumis tipis dengan nama Cecep bin Ucup di seragamnya.

"Capek pak. Abis lari dari halte ke sini, takut telat"

"Halte? Ya ampun, kasian banget si eneng teh" kata mang Cecep prihatin. Jarak halte ke gerbang Mandala memang cukup jauh, 100 meter lebih.

"Eh tapi neng, si eneng ini teh murid baru ya? Kok mamang kaya baru liat eneng di sini?"

Aletha menganggukkan kepalanya. "Iya pak. Saya baru pindah hari ini"

"Ohh.. Pantes atuh. Si eneng pindahan dari mana?"

"Dari Jogja pak"

"Lah? Jauh juga neng. Kelas berapa si eneng teh?"

"Udah kelas 3"

Mang cecep nampak terkejut. "Ya ampun, mamang kira kelas satu neng. Kelas tiga mah susah atuh sebenernya"

"Iya sih pak. Tapi ya untung masih bisa. Kan SMA Mandala sekolah swasta"

"Dan ini juga berkat tante Arini" sambungnya dalam hati.

"Iya juga sih neng. Ya udah atuh si neng teh masuk. Bentar lagi bel"

"Iya pak." Aletha kemudian bangkit dan menaruh potongan kardus tapi di atas bangku. "Makasih buat bangkunya ya pak. Saya pake sebentar"

"Ngga apa-apa atuh neng, santai."

"Oh iya, nama bapa siapa? Kenalan atuh pak" Aletha mengulurkan tangan.

"Cecep neng. Panggil aja mang Cecep."

"Oh ok. Mang Cecep ya?"

"Iya betul" keduanya pun melepas jabatan tangan mereka.

"Ya udah, saya masuk mang. Bye-byeee, mang cecep yang ganteng"

Seketika tubuh mang cecep tegang. Aletha baru saja menggodanya sambil tersenyum manis padanya. Dalam sejarah baru kali ini mang cecep dibilang ganteng sama anak murid Mandala. Apalagi ini secantik Aletha.

Ya allah, Cecep teh mimpi apa ini dibilang ganteng sama si eneng geulis. Bahagianya hati Cecep ini ya Allah. Batin mang Cecep senang.

Setelahnya tubuh satpam Mandala itu lunglai di samping pagar. Kakinya tiba tiba letoy seperti jelly karna pujian dadakan yang diberikan Aletha.

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang