#17

11.8K 1K 23
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

It's not fine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

It's not fine

~ Aletha Z Shena



____________________________________

Brakkkkkk

"APA-APAAN KAMU!!" sentak Fandy sembari menggebrak meja makan dengan keras.

Pagi ini puteranya sudah kembali membuatnya naik pitam dengan mengutarakan keinginannya untuk membatalkan perjodohan yang sudah direncanakan dari lama.

"Membatalkan? Kau ingin membatalkan perjodohan kamu! JANGAN GILA KAMU JENOVAN!"

"Papa sama mama sudah berjanji dengan orang tua Aletha. Dan Aletha juga sudah tinggal bersama kita. Perusahaan Aletha selama ini papa yang bantu mengendalikan. Semuanya sudah di tata dengan baik. Dan kamu mau membatalkannya? Apa kamu pikir selama ini PAPA HANYA MAIN-MAIN SAMA UCAPAN PAPA"

Arini dan Aletha yang mendengar itu terdiam. Mereka sama sama terkejut dengan ucapan tak terduga dari mulut Jenovan yang dengan tegas menginginkan perjodohan itu di batalkan. Arini sampai lemas mendengarnya. Ia sungguh tidak mengira puteranya akan berkata seperti itu.

"Dengar Jenovan! Papa tidak akan pernah membatalkan perjodohan kamu dengan Aletha. Ini adalah wasiat orang tua Aletha sebelum mereka meninggal. Mereka menitipkan Aletha pada papah dan mamah. Apa kamu tidak memikirkan perasaan Aletha"

"Iya sayang, tolong jangan berpikir seperti itu. Mamah tahu kamu marah, tapi tolong jangan lakuin ini sayang. Pikirkan lagi baik-baik" ucap sedih Arini berusaha untuk membujuk.

Seolah tuli, Jenovan mengabaikan ucapan itu. Tatapannya menajam menatap sang papa yang kini juga tengah menatapnya penuh amarah.

"Papa ngga bisa paksa aku. Karna ini udah jadi keputusan aku" tegas cowo itu sebelum akhirnya bangkit dari duduknya.

Fandy pun ikut bangkit.

"Kamu berani membantah papah. SUDAH BERANI KAMU TERUS MELAWAN PAPAH! JENOVAN!!!"

Jenovan menulikan pendengarannya. Cowo itu terus melangkah keluar rumah tanpa menoleh sedikitpun. Arini yang berusaha ikut memanggil juga di abaikan oleh Jenovan. Aletha yang melihat sikap cowo itu pagi ini benar-benar dibuat terdiam.

.
.
.
.

"Hai Jen, kok sendirian? Mana si geulis?" sapa Haikal saat Jeno baru saja tiba di dalam kelas.

Seperti sebelumnya, Jeno juga menulikan telinganya. Ia mengabaikan pertanyaan Haikal dan memilih untuk membuka bukunya dan mengerjakan soal-soal yang belum ia kerjakan sejak semalam.

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang