#52 : ENDING

16K 879 71
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

____________________________________________

Tiga bulan telah berlalu.

Aletha saat ini tengah sendirian, berjongkok didepan sebuah makam dengan membawa sebuket bunga mawar putih di tangannya.

Raut wajahnya begitu sedih, senyumannya pun nampak getir. Rasa sakit itu masih ada walaupun waktu sudah lama berlalu. Dengan perlahan, ia letakkan buket bunga itu ke atas nisan.

"I miss you" ucapnya lirih. Tangannya bergerak pelan membersihkan nisan itu yang nampak kotor karena debu dan tanah.

Cuaca yang saat itu mendung tak membuat Aletha ingin cepat beranjak dari sana. Ia masih ingin berada di sana untuk melepas rindu yang sudah sangat menyesakkan dada.

"Al..."

Cewe itu lantas menoleh. Ia tersenyum lembut ketika melihat Jenovan yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Cowo itu tersenyum cerah kepadanya sembari menunjukkan keranjang bunga di tangannya.

Cowo itu kemudian mengambil langkah pelan untuk mendekatinya, ikut berjongkok di sampingnya sambil mengusap kepalanya pelan.

Aletha mengambil bunga di keranjang itu lalu menaburkannya di atas makam. Jenovan tak hanya diam, ia mengikuti apa yang gadisnya lakukan.

"Maafin Novan, mah, pah. Baru kali ini Novan bisa datang nemuin mama sama papah" ucap cowo itu sembari melihat dua batu nisan yang ada di depannya.

Ya, saat ini ia dan Aletha tengah berada di makam kedua orang tua Aletha di Jogja.

Jenovan kemudian menoleh ke sampingnya, menatap gadisnya yang sangat ini tengah menunduk dalam.

"Jangan sedih, hmm"  ucapnya lembut dengan sebelah tangan yang kini merangkul erat gadisnya.

"Aku kangen sama mereka Van. Aku pengin peluk mereka"

Tak mau melihat kesedihan itu lagi, Jenovan pun merengkuh tubuh gadisnya ke pelukan. Aletha yang memang sedang membutuh pelukan tanpa ragu membalas pelukan itu dengan erat.

"Jangan tinggalin aku ya Van." ucapnya disertai dengan isakan kecil.

Bayangan tiga bulan lalu mendadak kembali memenuhi isi pikiran Aletha saat ini. Rasa takut itu masih ada. Rasa sakitnya bahkan masih terasa. Itu semua tidak bisa hilang begitu saja dan masih menghantui dirinya hingga sekarang.

Aletha kemudian melepas pelukan lalu menatap mata Jenovan dalam-dalam.

"Janji ya Van. Janji jangan pernah tinggalin aku. Janji jangan buat aku takut lagi. Janji jangan buat aku cemas lagi. Aku ngga bisa hidup tanpa kamu Van. Jangan kaya gitu lagi, ya ?"

Jenovan hanya mampu mengangguk pelan. Ia tangkup pipi gadisnya dan mengusap air mata yang mengalir deras di sana.

"Maaf karena aku udah buat kamu takut. Maaf karena aku udah sempat berfikir buat ninggalin kamu. Aku janji ngga akan lakuin itu lagi. Aku janji akan terus ada di samping kamu. Maafin aku ya"

Aletha mengangguk pelan. Ia raih tangan Jenovan yang ada di pipinya lalu menggenggamnya dengan erat.

"Aku selalu maafin kamu, Van. Tapi jangan pernah kamu ulangin lagi ya. Janji ?"

"Hmm. Janji"

Aletha lantas menyulas senyum lembut diwajahnya.

"Makasih karena kamu udah mau bertahan. Makasih karena kamu udah mau nepatin janji kamu, Van. Aku ngga tahu apa yang akan terjadi sama aku kalo kamu beneran pergi. Mungkin aku juga bakal nyusul kamu."

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang