Jenovan, pemuda dengan kecerdasan tinggi yang memiliki sikap yang dingin dan juga sedikit kasar. The captain of attack and strategy nya club Eragon. Club motor besar yang menjadi pelindung SMA Mandala.
Jenovan adalah cowo yang cerdas, sangat kuat...
"Ini siapa?" tunjuk Aletha pada anak kecil yang ada di layar ponsel Jenovan. Saat ini cewe itu tengah berbaring di atas tempat tidur bersama Jenovan sambil memainkan ponsel cowo itu. Sedangkan Jenovan terlihat sibuk membaca buku.
"Andra" jawab Jenovan santai.
"Kalo ini?"
Jenovan menoleh, melihat anak kecil yang Aletha tunjuk. "Arkan" jawabnya kemudian.
Aletha tertawa sangat puas. Diantara semua teman-teman Jenovan, Haikal yang paling kusam. Kulitnya paling gelap di antara yang lain.
Aletha tengah membuka album foto masa kecil Jenovan di galeri foto suaminya itu. Dan ia menemukan foto masa kecil Jenovan bersama teman-temannya. Andra, Haikal, Arkan dan Jenovan sudah berteman sejak masih di bangku taman kanak-kanak. Tapi sayangnya saat di sekolah dasar mereka sempat terpisah. Andra dan Haikal harus pindah dari Jakarta karna mengikuti orang tua mereka yang memiliki pekerjaan di luar kota. Sampai akhirnya mereka dipersatukan kembali saat SMP dan bertemu dengan Yasa, Lucas, Hendery dan juga Bima saat itu. Dan mereka bersahabat sampai sekarang kecuali dengan Bima.
Saking puasnya ia tertawa, perut Aletha sampai terasa keram. Cewe itu bahkan sampai mengeluarkan air mata saking asiknya menertawakan foto masa kecil Haikal.
"Hahaha... Sumpah Van, Haikal disini dekil banget. Mukanya juga tengil banget lagi. Astaga, aku capek banget ngetawain dia. Hahaha"
Jenovan menggeleng pelan melihat tingkah Aletha. Cewe di sampingnya itu kini tengah sibuk mengontrol nafasnya yang mulai ngos-ngosan saking asik tertawa.
"Puas banget lo?" tanyanya heran.
"Hahaha.... Ya abisnya gimana, Haikal disini dekil bin tengil banget. Tapi walau gitu dia lucu tahu Van. Muka dia pas kecil imut banget walau dekil gitu. Besok gue pengin cubit pipi dia ah, gemes gue. Sekarang gue tahu kenapa dia kadang suka keliatan manis. Ternyata pas kecil dia imut banget. Iya ngga?"
"Hmm" respon Jenovan cuek.
"Eh tapi Van, disini kok lo keliatan imut juga sih Van. Senyum juga lagi ampe matanya ngga keliatan gitu. Maran manis banget lagi senyumnya. Gue suka deh liatnya" Aletha menunjukkan foto Jenovan yang ia maksud.
Jenovan tak merespon. Cowo itu hanya melirik sebentar lalu kembali fokus pada buku yang sejak tadi di bacanya.
"Nah, kalo yang ini lo keliatan ganteng banget, Van. Dari kecil udah ganteng ya bun ternyata. Pastesan mama kemarin bangga-banggain lo di depan teman-teman arisannya. Bilang anak-anak mama ganteng sejak lahir. Ternyata pas kecil lo segenteng ini dong"
Jenovan pun menoleh. Aletha ternyata masih sibuk melihat semua foto-foto masa kecilnya. Bahkan mulutnya tak berhenti mengoceh ini dan itu. Memujinya imut dan ganteng berulang-ulang kali. Apakah cewe itu tidak berpikir efek dari perkataannya itu apa? Jantung Jenovan menjadi tidak aman sekarang.
"Van, coba dong, lo senyum kaya gini lagi. Masih sama ngga sih?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.