#23

11.8K 1.1K 54
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

_______________________________________

"Bener kata Andra. Buruan jelasin ke Aletha. Dan lo juga harus jelasin ke diri lo sendiri. Hati lo sekarang buat siapa? Jangan menyimpan perasaan buat orang yang udah ngga ada Jen."

Kalimat Arkan tadi terus terngiang dalam benak Jenovan. Ia tidak bisa melupakan kalimat itu begitu saja dan terus memikirkannya sepanjang hari. Entah kenapa kalimat itu seperti sebuah teguran untuknya. Apakah ia perlu menjelaskannya pada Aletha? Dan haruskah ia juga mencari tahu tentang hatinya sekarang? Apakah itu penting?

Jenovan langsung merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya. Ia tidak sanggup berfikir lagi. Otak cerdasnya seketika buntu memecahkan makna kalimat itu. Ia butuh waktu untuk bisa menenangkan dirinya sendiri.

Tok tok tok

"Novan!! Kamu udah tidur? Van!"

Jenovan membuka kedua matanya yang terpejam. Cowo itu bangkit dan berjalan untuk membuka pintu.

"Kenapa mah?" tanyanya malas. Cowo itu berdiri di ambang pintu dan saling berhadapan dengan sang mama.

"Itu, mama mau tanya. Soal fitting baju, kamu sama Aletha mau pergi kapan? Biar mama jadwalin ulang sama temen mama"

Jenovan langsung memijat pelipisnya dengan tangan. Masalahnya kesalahpahaman itu belum selesai ini mamanya sudah menambah masalah baru. Bahkan ia saja masih saling diam dengan Aletha. Bagaimana bisa melakukan fitting baju?

"Mah, tanya aja sama Aletha. Terserah dia aja"

"Loh? Tadi Aletha bilangnya terserah kamu. Sekarang kata kamu terserah Aletha. Ini ada apa sih Van? Jangan bilang kalian berantem lagi ?" tanya Arini galak. Wanita paruh baya itu sudah menyilangkan tangannya di depan dada sembari menatap tajam putera bungsunya.

Lagi. Jenovan sepertinya akan mendapat omelan lagi dari sang mama. Jika sudah menyangkut Aletha pasti dia yang selalu salah.

"Engga. Mama tanya aja sama dia. Terserah dia maunya kapan. Aku nurut aja"

Jenovan kemudian berniat masuk dan menutup pintu kamarnya, namun Arini dengan cepat menahannya.

"Apa lagi?" tanya cowo itu dengan nada kesal yang tertahan.

"Kamu aja yang nanya. Besok pagi kasih tahu mama. Mama capek dilempar sana sini sama kalian. Mama bukan tukang pos penyampai pesan." putus Arini kemudian.

Wanita paruh baya itu segera berbalik dan turun ke lantai bawah. Entah apa lagi masalahnya kali ini, Arini tidak mau ikut campur. Biarkan kedua anak muda itu yang menyelesaikannya sendiri.

Huffhh

Jenovan hanya bisa menghela nafas.

.
.
.
.

Di atas tempat tidurnya, Aletha hanya sibuk berguling ke kanan dan ke kiri. Pikirannya terus mengarah pada masalahnya dengan Jenovan. Ia sibuk memikirkan, apakah ia harus percaya atau tidak dengan kenyataan yang ada tentang Jenovan dan Rahel.

Pesan terakhir yang Rahel kirim jelas sekali itu untuk Jenovan. Dan Bima dengan tegas mengatakan kalau orang yang disukai Rahel sekaligus orang penyebab Rahel drop dan meninggal adalah Jenovan. Bukankah kalau begitu sudah jelas jika Rahel dan Jenovan memiliki hubungan? Apakah Jenovan juga menyukai Rahel? Lalu kenapa? Apa alasannya Jenovan sampai melukai Rahel dan menyakiti hatinya sampai Rahel bisa drop? Atau semua ini ada hubungannya dengan masalah Jenovan dan Bima? Atau karna Jenovan membongkar kejahatan Bima sehingga Rahel kecewa dengan Jenovan? Apakah mereka berdua sedekat itu?

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang