.
.
.
.Happy reading
.
.
.
._________________________________________
Bunyi alarm dari ponsel Aletha membangunkan tidur Jenovan. Cowo itu perlahan-lahan membuka mata dan menemukan Aletha yang masih terlelap di pelukannya.
Ia mengulas senyum tipis. Wajah damai Aletha terlihat begitu manis walaupun tanpa polesan make-up sedikitpun. Kulitnya yang putih bersih semakin membuat wajah cantiknya terlihat jauh lebih berseri-seri. Bahkan Jenovan lebih menyukai wajah Aletha yang tanpa make-up. Wajahnya lebih terlihat polos dan cantik.
Bunyi alarm kedua dari ponsel Aletha membuyarkan lamunan Jenovan. Cowo itu kemudian meraba-raba nakas mencari benda pipih itu dan kemudian mematikan alarmnya.
Jenovan sempat salah fokus ketika melihat wallpaper di ponsel Aletha yang ternyata adalah foto mereka berdua. Foto waktu mereka memakai hoodie couple yang Aletha beli beberapa waktu lalu.
Melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul setengah 5 pagi, Jenovan buru-buru meletakkan ponsel Aletha kembali dan kemudian bergerak bangkit. Ia harus menunaikan sholat subuh dulu. Ia sengaja tidak membangunkan Aletha karena cewe itu masih dalam masa haid. Jadi ia akan sholat sendiri pagi ini.
Selang beberapa saat, Aletha menggeliat dibalik selimut tebalnya. Rasa kantuk masih begitu berat, ia jadi enggan untuk membuka mata. Tapi saat tangannya merasakan tidak ada orang di samping nya ia pun segera membuka kedua matanya. Benar, Jenovan tidak ada. Ia kemudian menoleh ke sekeliling dan bernafas lega saat melihat Jenovan yang baru saja selesai menunaikan shalat subuh.
Suaminya itu tersenyum tipis ke arahnya sambil berjalan mendekat setelah melipat sarung serta sajadah yang baru saja dipakainya. Senyuman manis cowo itu semakin mengembang saat ia mulai mendudukkan diri di tepi ranjang dan mengusap kepalanya pelan. Membuatnya tidak sanggup untuk tidak membalas senyumannya.
"Sini" rengek Aletha. Ia meminta Jenovan untuk berbaring kembali di sisinya.
"Mau peluk Van" rengeknya lagi saat Jenovan masih saja diam di tempatnya.
Tanpa mengatakan apapun, Jenovan kembali membaringkan tubuhnya dibalik selimut. Aletha yang sudah siap langsung menghambur ke pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di ceruk lehernya.
"Semaleman kamu udah peluk aku. Masih belum puas?"
Aletha menggeleng pelan. "Belum."
"Dasar manja"
"Biarin. Manja suami sendiri ini. Bukan sama orang lain"
Jenovan terkekeh pelan. Tangannya ia gunakan untuk mengelus kepala Aletha pelan.
"Ngga usah masuk dulu ya hari ini"
Aletha lantas merenggangkan pelukannya dan mendongak, menatap pada suaminya. "Kenapa? Aku ngga apa-apa kok."
"Jangan dulu. Mata kamu masih sembab gitu"
Aletha reflek memegang kedua matanya. "Emang iya?"
"Hmm" Jenovan mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Aletha pelan, seraya merapikan rambut gadisnya yang sedikit berantakan.
"Di rumah dulu ya hari ini."
"Tapi Van, aku udah ngga apa-apa kok. Aku masuk aja ya"
"Engga Al."
"Terus masa aku sendirian di rumah. Bosen Novan... Kamu ikut ngga masuk aja deh. Gimana?"
Jenovan meragu. Apakah iya, dirinya harus ikut bolos juga?
KAMU SEDANG MEMBACA
JENOVAN [JenoxKarina]
Teen FictionJenovan, pemuda dengan kecerdasan tinggi yang memiliki sikap yang dingin dan juga sedikit kasar. The captain of attack and strategy nya club Eragon. Club motor besar yang menjadi pelindung SMA Mandala. Jenovan adalah cowo yang cerdas, sangat kuat...