#36

11K 849 40
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

__________________________________________

Lapangan Jayasakti.

Sesuai petunjuk surat di dalam botol kaca tadi pagi, Jenovan benar-benar datang ke lapangan itu tepat di pukul tujuh malam. Ia datang seorang diri tanpa membawa Eragon core yang lain. Bahkan tidak ada satu pun anggota Eragon yang tahu tentang surat itu. Ia sengaja menyimpan perihal itu seorang diri. Ia ingin menyelesaikan masalah ini seorang diri.

Sepuluh menit lebih Jenovan menunggu, namun tidak ada tanda-tanda kemunculan orang itu di sana. Cowo itu menoleh ke sekeliling namun tidak menemukan satu orang pun di sana. Bahkan di jalanan pun ia tidak melihat ada satu motor atau mobil pun yang lewat. Benar-benar hanya ia seorang diri di tengah lapangan luas itu.

Setelah setengah jam lebih menunggu dan orang itu belum juga muncul, Jenovan mulai menaruh curiga. Ada yang tidak beres di sini. Ia curiga jika surat itu hanya jebakan. Pasti ia sengaja di pancing untuk datang ke sana. Jenovan mulai merasa gelisah sekarang.

Tak lama kemudian ponselnya di sakunya bergetar. Ia melihat nama Bima di sana.

Bima
Udah bosen nunggu?
Dasar bodoh!
Aletha sama gue sekarang.

"Sial!" umpat Jenovan kemudian.

Dugaannya tidak salah. Ini hanya jebakan.

Buru-buru ia segera menaiki motornya dan pergi dari sana, melaju secepat mungkin untuk kembali ke rumah. Aletha dalam bahaya sekarang.

.
.

Dilain tempat, Aletha dipaksa masuk ke dalam sebuah kamar oleh dua orang pria yang membawanya. Dua pria itu kemudian mendorong tubuh Aletha kasar ke atas tempat tidur sampai Aletha jatuh tersungkur di sana. Dua pria itu langsung tertawa puas melihat Aletha yang tidak berdaya dengan keadaan tangan terikat dan mulut yang tertutup oleh lakban. Usaha mereka membawa cewe itu keluar dari rumah Adhijaya tidak sia-sia. Mereka berhasil melakukan tugas mereka.

Tak lama berselang, seseorang berjalan masuk ke kamar itu dengan memasang senyum puas diwajahnya, melihat ketidakberdayaan Aletha di atas tempat tidurnya.

"Hai sayang, lama ngga ketemu ya?" ucap Bima sembari berjalan mendekat. Cowo itu mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Aletha namun dengan cepat Aletha menghindar.

"Kenapa? Kamu kok kaya takut gitu sama aku? Kamu ngga kangen sama aku?" Bima mendudukkan diri di tepi ranjang. Menatap Aletha dengan penuh kepuasan. Aletha akan ia gunakan untuk menghancurkan Jenovan.

"Jangan kabur sayang, aku akan buat kamu senang malam ini. Kamu siap?"

Aletha terus bergerak menghindar. Tangannya yang diikat membuat pergerakannya sedikit sulit. Ia juga mudah kehilangan keseimbangan karna itu. Mulutnya yang tertutup lakban membuatnya tidak bisa berteriak atau menyumpahi Bima di depannya.

Novan tolong aku. Batin nya lemah. Aletha tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia hanya ingin ada orang yang datang menolong nya. Ia ingin Jenovan. Ia butuh suaminya.

.
.
.
.

"Brengsek!!!" maki Jenovan saat tidak menemukan Aletha di rumah.

Malam ini hanya ada Aletha dan bi Yanti di rumah. Mama Arini ada acara makan malam bersama sahabatnya di luar, sementara Jayden tengah sibuk di kantor.

Bi Yanti dan satpam di rumahnya Jenovan temukan dalam keadaan pingsan. Keduanya sepertinya dibius sampai mereka tidak sadar seperti itu. Jejak kerusakan yang ia temukan di rumahnya jelas menandakan bahwa Aletha pasti dibawa secara paksa. Cewe itu pasti sempat melawan, mengingat Aletha yang memang tangguh dan sedikit bisa bela diri setelah ia ajari beberapa hari lalu.

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang