#50 : WAR (2)

9.3K 748 46
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

___________________________________________

Senin malam.

Jenovan dan Jayden tengah duduk berdua di depan markas Warrior setelah mereka kembali dari rumah sakit menjenguk mama Arini. Kedua putera Adhijaya itu terlihat saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing

"Van" panggil Jayden setelah mereka terdiam cukup lama.

"Hmm"

"Lo yakin besok bakal ngelawan Beagle sama Thunder sendirian tanpa Warrior?"

"Hmm"

"Pikirin lagi! Setidaknya bawa setengah pasukan Warrior. Pasukan lo ngga bakal mampu Van"

Jenovan menghela nafas berat. Ia tahu akan hal itu. Tapi keselamatan Aletha jauh lebih penting. Ia tidak mau terjadi sesuatu pada gadisnya.

"Gue ngga bisa. Gue butuh Warrior buat jagain Aletha kak"

"Aletha aman sama Rio. Ngga perlu Jordi dan yang lain. Biarin kita bantuin pasukan lo"

"Engga kak. Gue tetep pengin Warrior sama Aletha. Ini bukan masalah yang bisa kita anggap remeh. Bima udah ngincer Aletha"

"Tapi Van..."

"Ada apa sih? Ribut aja lo berdua?" tiba-tiba Tyo datang entah dari mana. Pria itu datang dan mengejutkan kedua kakak beradik itu karena kedatangannya yang begitu tiba-tiba tanpa suara.

"Sialan lo Yo. Muncul tiba-tiba kek setan. Salam dulu kek" ujar Jayden menahan kesal.

Tyo yang mendengar itu lantas membungkuk dalam. "Sorry bray. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" sahut kedua kakak beradik itu kompak.

"Sekarang jawab! Kanapa lo berdua ribut?"

Jenovan menoleh pada Jayden sekilas. Ia ragu apakah ia harus menceritakan perihal peperangan itu pada Tyo atau tidak. Karena kalau sampai Tyo tahu, pria itu pasti akan sangat menggebu untuk menghabisi Beagle dan Thunder tanpa ampun.

"Jadi gini..." Akhirnya Jayden yang memutuskan untuk bercerita.

.

"Terus lo mau ngelawan mereka sendirian? Lo mau mati?" ucap Tyo setelah mendengar semua cerita Jayden tentang pertarungan Eragon besok.

"Gue ngga ada pilihan lain. Gue ngga bisa bawa Warrior"

"Kalau gitu sama gue. Gue bawa pasukan besok"

"Jangan bang. Gue ngga mau ngerepotin lo"

Tyo menaikkan satu alisnya. "Terus lo mau pasukan lo mati? Lo ngga bisa sendiri. Jangan keras kepala!"

"Iya Van. Kaya yang lo bilang, ini bukan main-main"

Jenovan pun terdiam. Ia memang tidak sanggup melawan dua geng motor itu hanya dengan pasukannya. Sudah sangat jelas kalau pasukannya akan kalah jumlah. Tapi ia tidak mau merepotkan Tyo dan Jaguar. Ini tidak ada sangkut pautnya dengan mereka.

"Gue kasih lo waktu satu jam. Kalo sampai waktu satu jam lo belum bisa menangin pertarungan, maka gue akan turun langsung ke sana buat bantuin lo. Gimana ?"

Jenovan meragu. Haruskah ia terima tawaran itu?

"Jangan pikirin cara ini salah atau engga Van. Mereka juga licik. Pikirin pasukan lo. Gue juga bakal dateng bawa pasukan khusus nanti. Kita kasih waktu lo satu jam. Gimana?"

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang