.
.
.
.Happy reading
📖📖📖.
.
.
.
____________________________________Fandy duduk di balik meja kerjanya, sibuk dengan berbagai berkas kantor yang harus ia periksa dan juga ia tanda tangani. Sehari-hari nya hanya terus berkelut dengan kertas kertas itu dari pagi hari sampai malam. Bertemu dengan klien, melakukan banyak pertemuan, melakukan perjalanan bisnis, pria paruh baya itu hampir tak memiliki waktu untuk keluarga, bahkan untuk dirinya sendiri. Pikiran dan waktunya terfokus untuk bisnis dan bisnis. Bahkan saat di rumah sekalipun ia selalu sibuk bekerja. Padahal ia sangat jarang memiliki waktu di rumah. Ia lebih sering berada di luar kota atau luar negeri karna urusan perusahaannya.
Tok tok tok
"Masuk" ucapnya tanpa sedetikpun mengalihkan perhatiannya dari berkas.
Tak lama pintu ruangannya terbuka dan menampilkan sang putera yang kini berjalan ke arahnya.
"Kenapa? Menyesal dengan keputusan kamu?"
"Apa harus dengan cara ini? Apa papa benar-benar ingin aku dan kakak saling membenci?"
Fandy mendongakkan kepalanya, menatap sang putera yang kini dengan berani menatap tajam dirinya.
"Kenapa? Papa sudah bilang sama kamu, jangan main-main sama papa. Kamu sendiri yang berani membangkang.Jadi terpaksa papa melakukan cara ini agar kamu nurut sama papa"
Tangan Jenovan mengepal kuat, ia sudah siap untuk memukul Fandy saat ini juga jika ia tidak mengingat jika pria paruh baya itu adalah ayahnya.
Fandy hari ini resmi melimpahkan 20% saham perusahaannya menjadi atas nama Jenovan, membuat namanya kini mencuat sebagai pewaris utama kekayaan keluarga Adhijaya yang sebelumnya di gadang gadang akan jatuh ke tangan Jayden yang merupakan putera sulung di keluarga itu.
Seluruh media bisnis tengah heboh memberitakan hal itu dan membuat mereka mulai penasaran dengan sosok Jenovan yang selama ini belum pernah diperkenalkan secara resmi oleh Fandy. Asumsi asumsi publik mulai bermunculan dan menimbulkan opini jika ada keretakan di keluarga Adhijaya, adanya perseteruan di antara dua saudara. Ini bukan pertama kalinya, tapi ini sudah terjadi untuk yang kedua kali.
"Dengar Jenovan, papa tidak akan melakukan ini jika kamu dan kakak kamu tidak membangkang sama papa. Ini demi kalian berdua, tapi kalian tidak pernah mau mendengarkan papa. Terpaksa papa harus pakai cara ini agar kalian mau nurut sama papa"
Mendengar itu Jenovan tersenyum tipis.
"Apa papa pikir dengan ini aku bisa nurut sama papa? Papa pikir aku akan ikutin semua kemauan papa? Engga pah. Aku ngga akan pernah mengikuti lagi semua perintah papa"
"JENOVAN!"
"CUKUP PAH" bukan Jenovan, tapi Jayden.
Ardhana Jayden Adhijaya. Pria 22 tahun, putera sulung keluarga Adhijaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENOVAN [JenoxKarina]
Ficção AdolescenteJenovan, pemuda dengan kecerdasan tinggi yang memiliki sikap yang dingin dan juga sedikit kasar. The captain of attack and strategy nya club Eragon. Club motor besar yang menjadi pelindung SMA Mandala. Jenovan adalah cowo yang cerdas, sangat kuat...