#34

11.8K 926 25
                                    

.
.
.
.

Happy reading
📖📖📖

.
.
.
.

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________

Jenovan tengah sibuk mengerjakan pekerjaan kantornya di ruang kerja sang papa. Cowo itu begitu sibuk sampai tidak sadar kalau Jayden masuk ke ruangan itu dan duduk di sampingnya. Jayden melihat semua pekerjaan adiknya lalu kemudian menghela nafas pelan.

"Segitu gigihnya lo kerja Van?"

Jenovan sedikit tersentak. Ia segera menoleh dan melihat Jayden yang tengah menatapnya.

"Lo ngagetin gue anjir" ucap Jenovan seraya menghela nafas pelan.

"Lo nya aja yang terlalu serius" cibir Jay.

"Elo yang dateng kaya setan. Ngga ada suaranya tiba-tiba udah nongol di sini"

Jayden langsung menjitak kepala adiknya itu. "Sembarangan. Gue udah ketok pintunya tadi. Tapi lo nya malah budek"

"Lagian lo ngapain sih gangguin gue. Sibuk nih gue"

Jayden menggeleng pelan, ia merasa heran. Saking sibuknya Jenovan sampai tidak sadar sekarang pukul berapa. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya pada Jenovan. "Lo liat nih jam berapa!"

00:15

Jenovan membulatkan matanya. Sudah selarut ini? Ia buru-buru mengecek ponselnya sendiri memastikan apa yang dilihatnya tidak salah. Dan benar, memang sudah tengah malam.

Menyadari itu ia langsung menghela nafas berat sambil menyugar rambutnya ke belakang. Ia bahkan tidak sadar ia sudah bekerja lebih dari 5 jam di ruangan itu.

"Sebenernya lo kenapa? Ngapain lo sampe kaya gini? Mau sakit lo?" omel Jay. Pria itu menatap kesal sang adik yang kini duduk bersandar di sampingnya. "Papa neken lo lagi ?" sambungnya.

Jenovan hanya diam, membuat Jay semakin dibuat kesal.

"Berhenti kaya gini Van. Lo ngga bakal bisa muasin hati papa. Lo belum bisa ngendaliin perusahaan itu"

Jenovan menoleh pada sang kakak. "Apa lo mau gantiin gue?"

Jayden terdiam membuat Jenovan langsung mengulas senyum tipis.

"Engga kan? Ini udah jadi resiko gue. Papa udah limpahin semua saham itu ke gue. Perusahaan papanya Aletha juga udah dilimpahin ke gue. Gue ngga bisa ngapa-ngapain" ujarnya. "Ini hukuman gue karna gue udah nolak perjodohan gue waktu itu" sambungnya.

"Terus lo mau kaya gini terus? Ini udah kelewat batas, Van."

"Gue ngga ada pilihan. Gue harus bisa buktiin sama papa kalo gue bisa. Gue harus bisa buktiin kalo Eragon ngga akan merubah apapun. Gue tetap bisa ngejalanin keduanya bersamaan"

JENOVAN  [JenoxKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang