Bab 50

53.4K 6.1K 305
                                    

Happy Reading

❀❀❀

Ananta mengayunkan kedua kakinya, dia sedang duduk di halte. Hari ini, dia memang tidak membawa kendaraan.

Tersenyum tipis ketika melihat anak kecil yang sedang memegang sebuah balon berwarna merah. Dia menatap sendu anak kecil itu ketika sedang di suapi es krim oleh ibunya.

Luna jadi bertanya-tanya, apakah ketika dia kecil dia bisa membeli balon dan memakan es krim seperti anak kecil itu. Lalu, kemanakah kedua orang tuanya. Kenapa orang tua nya meninggalkan dia di panti asuhan tersebut.

Apakah dia merupakan anak yang tidak di harapkan. Luna memejamkan matanya. Kenapa rasanya sangat sesak sekali.

Mengedarkan pandangannya, dia juga masih tidak menyangka waktu sudah cepat berlalu dan dia sudah beberapa bulan berada di dunia novel ini.

Hidup di dunia novel ternyata tidak semenyenangkan apa yang dia kira. Banyak sekali kejadian demi kejadian yang selalu menimpanya. Rasanya, ini sangat menakutkan melebihi dia hidup di dunia aslinya tanpa siapapun.

Dia bukan menyesal telah masuk kedalam novel. Hanya saja, Luna sedikit tidak sanggup ketika ada kejadian lagi yang akan menimpanya. Namun, dia tetap tidak boleh menyerah begitu saja.

Luna jadi keingat, bagaimana keadaan dengan tubuhnya di dunia nya itu. Apakah masih ada atau sudah tidak ada.

Bahkan, dia juga bingung dia akan tinggal di dunia novel ini selamanya atau tahu-tahunya besok dia sudah pulang. Sedikit tidak rela kalau dia pulang ke dunianya. Namun, perlu Luna ingat lagi bahwa ini bukan dunianya.

Tiba-tiba dia keingat dengan Ezriel dan Kelvin. Ezriel itu pria dingin dan datar, namun bisa sangat manis dan manja. Lalu, Kelvin. Bocah polos, menggemaskan dan mood nya untuk dia. Bolehkah Luna membawa mereka berdua ke dunianya.

Luna juga heran dan bingung sendiri. Karakter Ezriel itu kurang cocok untuk pria yang memiliki sifat dan sikap seperti Ezriel, dingin dan datar. Malahan Ezriel itu cocok memerankan karakter pria yang humoris, friendly, bobrok dan ceria.

Mengedikkan bahu nya tak acuh. Tapi terserah penulis, penulis yang membuat karakter mereka. Dia hanya menikmati saja alur ceritanya. Lagian untuk apa juga dia mengomentari lagi, pembaca tinggal duduk manis, rebahan dan menikmati alur. Memangnya membuat alur cerita itu gampang apa.

Ananta kembali menatap ibu dan anak itu sambil tersenyum tipis. Ibu dan anak itu sangatlah cantik dan manis.

Tidak lama kemudian, Ananta mencium aroma parfum yang dia kenali. Salah satu pemilik aroma parfum yang tidak akan pernah dia lupakan.

Jantungnya dia mulai berdetak kencang, Ananta menoleh kearah samping. Disebelah nya ternyata ada Arga yang sedang menatapnya sambil tersenyum tipis.

"Hai, apa kabar?"

Ananta diam tanpa menjawab, dia menatap datar Arga yang sedang tersenyum manis kepadanya.

Sialan, kenapa pria itu sekarang berada disini.

"Ananta, katanya lo mau nikah ya?" Arga tersenyum tipis ketika melihat wajah chubby Ananta, dia merindukan gadis itu.

"Terus apa urusan nya sama lo?"

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang